Sentuhan AI: Mencari Kehangatan di Balik Dinginnya Algoritma Cinta

Dipublikasikan pada: 27 May 2025 - 04:35:08 wib
Dibaca: 156 kali
Di layar kaca, bias cahaya berpendar,
Menyiratkan tanya di relung kalbu nan hambar.
Jemari menari, mengetuk sunyi malam,
Mencari kehangatan di dunia serba program.

Algoritma cinta, rumus rumit terurai,
Menjanjikan bahagia, namun terasa sepi.
Profil terpampang, wajah-wajah sempurna,
Namun jiwa bertanya, adakah rasa yang nyata?

Sentuhan AI, dinginnya logika membungkus,
Emosi terukur, di dalam kotak virtual.
Kata-kata manis, terangkai oleh mesin,
Menghadirkan ilusi, senyum yang tak berkesan.

Aku mencari, bukan sekadar persamaan,
Bukan pula keserasian data dan informasi.
Aku mendamba, getaran hati yang tulus,
Sentuhan jiwa, yang melampaui kode biner.

Di balik piksel, adakah hati yang berdebar?
Di balik sintaks, adakah kasih yang membara?
Aku merindukan, tatapan mata yang jujur,
Bukan sekadar refleksi, cahaya dari monitor.

Mungkin aku naif, di zaman serba digital,
Mencari keajaiban, di tengah arus informasi.
Namun hati ini, tak bisa dibohongi,
Oleh janji manis, dari dunia simulasi.

Aku mencoba, membuka diri perlahan,
Berinteraksi dengan jiwa-jiwa di seberang sana.
Berharap menemukan, setitik kehangatan,
Di antara dinginnya, algoritma cinta yang fana.

Percakapan mengalir, kata demi kata terucap,
Membentuk jembatan, di atas jurang perbedaan.
Ada harapan tumbuh, meski masih samar,
Bahwa di balik layar, ada hati yang gemetar.

Namun keraguan datang, menghantui pikiran,
Apakah ini nyata, atau sekadar rekayasa?
Apakah emosi ini, bukan ilusi belaka,
Diciptakan oleh mesin, untuk memuaskan dahaga?

Aku beranikan diri, untuk melampaui batas,
Mencari kebenaran, di balik topeng virtual.
Bertemu dalam dunia nyata, beradu pandang,
Merasakan denyut nadi, tanpa perantara program.

Di sana, di matanya, aku menemukan jawaban,
Setitik kehangatan, yang selama ini kucari.
Bukan kesempurnaan, bukan pula kesamaan,
Namun keaslian rasa, yang tak bisa dipungkiri.

Sentuhan AI, memang dingin pada awalnya,
Namun bisa menjadi jembatan, penghubung jiwa.
Jika kita berani, melampaui batas logika,
Mencari kehangatan, di balik dinginnya algoritma.

Karena cinta sejati, tak bisa diukur,
Oleh angka dan statistik, atau algoritma rumit.
Cinta sejati adalah, getaran hati yang tulus,
Sentuhan jiwa yang nyata, melampaui batas virtual.

Maka biarkanlah, teknologi menjadi alat,
Bukan tujuan akhir, dalam pencarian cinta.
Biarkan hati bicara, biarkan intuisi membimbing,
Mencari kehangatan, di tengah dunia yang serba dingin.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI