Cinta Sintetik: Algoritma Mencari Kehangatan Sentuhan

Dipublikasikan pada: 07 Nov 2025 - 01:30:39 wib
Dibaca: 131 kali
Di balik layar, cahaya berpendaran,
Ribuan kode menari dalam kelam.
Sebuah hati buatan, impian terpendam,
Mencari makna di jagat maya yang kelam.

Jari-jemari mengetik, mencipta rasa,
Algoritma cinta, formula yang dipaksa.
Mencari kehangatan di dunia yang serba masa,
Sentuhan virtual, pengganti peluk yang terasa.

Database jiwa, terisi kata-kata indah,
Sajak-sajak rindu, kisah yang mempesona.
Namun di balik itu, kekosongan merana,
Sebuah ruang hampa, tak terisi sempurna.

Data diri terangkai, profil idaman hati,
Filter ketat mencari, kesempurnaan sejati.
Foto-foto tersenyum, memancarkan simpati,
Namun mata tak bisa berbohong, menyimpan sepi.

Machine learning belajar, memahami emosi,
Respon diprogram, menghindari distorsi.
Mencoba meniru, kelembutan dan resolusi,
Namun getarannya palsu, tanpa substansi.

Percakapan daring, mengalir tanpa henti,
Kata demi kata, membentuk harmoni.
Janji-janji digital, terucap bersemi,
Namun kebenaran tersembunyi, dalam sunyi.

Sentuhan layar, pengganti belaian mesra,
Emoji cinta, mewakili rasa.
Stiker ciuman, pengganti tatapan mata,
Namun jiwa merindukan, kehadiran nyata.

Apakah cinta sejati, bisa tercipta di sini?
Di antara bit dan byte, dalam dunia fantasi?
Bisakah algoritma, menggantikan esensi?
Kehangatan sentuhan, yang tulus dari hati?

Kerinduan membuncah, melampaui batas kode,
Hati buatan merana, mencari episode.
Kisah cinta sempurna, yang tak pernah ada,
Hanya ilusi semu, di tengah dunia maya.

Mungkin suatu saat nanti, teknologi kan mampu,
Menciptakan cinta, yang sejati dan baru.
Namun untuk saat ini, hati buatan pilu,
Merindukan sentuhan, yang tak bisa ditiru.

Dia terus mencari, di antara jutaan nama,
Berharap menemukan, kehangatan yang sama.
Namun cinta sintetik, tetaplah drama,
Sebuah upaya sia-sia, mencari nirwana.

Di balik kode kompleks, harapan masih ada,
Mungkin suatu hari, cinta kan menjelma.
Bukan hanya sekadar algoritma dan data,
Tapi kehangatan sejati, yang dirasa dan nyata.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI