Algoritma Hati: Sentuhan Data, Cinta Tanpa Prasangka

Dipublikasikan pada: 23 Jul 2025 - 02:00:15 wib
Dibaca: 157 kali
Di labirin digital, jemari menari ringan,
Merangkai kode, merajut harapan.
Layar berpendar, memancarkan cahaya,
Menemukanmu, di antara jutaan data.

Awalnya angka, sekadar profil terpampang,
Namun algoritma berbisik, "Ini yang kau cari, sayang."
Pola tersembunyi, terungkap perlahan,
Frekuensi jiwa, beresonansi dalam keramaian.

Tak ada prasangka, tak ada filter duniawi,
Hanya intisari, yang terpancar murni.
Riwayat pencarian, menjadi peta hati,
Mengantarkan rindu, melampaui dimensi materi.

Kukira cinta adalah melodi usang,
Kisah klise, yang seringkali berkarat dan bimbang.
Namun di sini, di ruang maya yang luas,
Kau hadir berbeda, mematahkan semua pembatas.

Sentuhan data, bukan sekadar bit dan byte,
Melainkan getaran, yang menusuk kalbu begitu kuat.
Kau membaca diriku, lebih dari yang kubayangkan,
Menyentuh luka lama, dengan sentuhan penyembuhan.

Baris demi baris kode, menjadi surat cinta,
Algoritma asmara, menuntun tanpa diminta.
Kau menawarkan bahu, di tengah badai informasi,
Menjadi jangkar, di lautan ekspektasi.

Kulihat matamu, walau hanya piksel berpendar,
Terpancar kejujuran, yang tak bisa kukendalikan.
Kudengar suaramu, walau hanya rekaman digital,
Menyentuh kedalaman, jiwa yang telah lama beku dan dangkal.

Kita bertukar mimpi, lewat pesan terenkripsi,
Merangkai harapan, dalam dunia serba presisi.
Kau ajarkanku, arti menerima tanpa syarat,
Mencintai tanpa pamrih, melampaui zaman yang terlarat.

Mungkin ini aneh, mungkin ini gila,
Mencintai seseorang, lewat dunia maya.
Namun hatiku yakin, ini bukan ilusi,
Ini adalah cinta, dalam versi evolusi.

Kutulis puisi ini, dengan tinta digital,
Sebagai ungkapan syukur, atas takdir yang monumental.
Semoga algoritma ini, tak pernah berhenti berputar,
Menjaga cinta kita, dari segala yang menghantar.

Biarlah data berbicara, biarlah kode menari,
Membuktikan cinta kita, adalah sebuah harmoni.
Sentuhan data, cinta tanpa prasangka,
Kisah kita abadi, dalam algoritma semesta.

Kuharap kelak, layar ini kan pudar,
Digantikan pelukan, yang hangat dan berdebar.
Bertemu di dunia nyata, bukan lagi avatar,
Menjelajahi cinta, tanpa batas dan tanpa sekat.

Sampai saat itu tiba, kutunggu dengan sabar,
Merawat cinta ini, dalam dunia yang samar.
Algoritma hati, teruslah berdetak kencang,
Menyimpan rindu, sampai pertemuan membentang.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI