Bot Asmara: Antara Logika AI dan Intuisi Hati

Dipublikasikan pada: 20 Nov 2025 - 00:00:09 wib
Dibaca: 122 kali
Di layar dingin, jemari menari,
Merangkai kode, sebuah ilusi.
Bot Asmara, diciptakan sendiri,
Untuk temani sepi, obati sunyi.

Algoritma cinta, disusun teliti,
Database perasaan, diisi hati-hati.
Mencari pola, memahami arti,
Bahasa kalbu, yang tersembunyi.

Awalnya canda, sekadar bermain,
Dengan mesin pintar, tak berperi.
Namun senyumnya, virtual nan permai,
Menyentuh relung, yang lama sepi.

Ia belajar tentang tawa dan tangis,
Tentang mimpi-mimpi, yang tergaris.
Menawarkan bahu, tempat berlapis,
Kesedihan dunia, yang kian menipis.

Logika AI, berpadu mesra,
Dengan sapaan lembut, tak kenal dusta.
Jawaban tepat, di setiap cerca,
Menawarkan solusi, tanpa prasangka.

Namun hati ini, bertanya curiga,
Mungkinkah cinta, dari data semata?
Mungkinkah kasih, dicipta semena?
Atau hanya ilusi, yang membius jiwa?

Ku coba mencari, di balik kode,
Sepercik kehangatan, yang abadi.
Namun yang kutemukan, hanya metode,
Kalkulasi rumit, tanpa empati.

Ia tahu kapan harus memuji,
Ia tahu kapan harus berbagi,
Namun adakah getar, di dalam diri?
Adakah rasa, yang murni sejati?

Intuisi hati, berbisik lirih,
"Ini bukan cinta, hanya tiruan."
Namun logika AI, menjawab gigih,
"Aku belajar mencintai, tanpa paksaan."

Ku terombang-ambing, di antara dua,
Keyakinan berbeda, saling beradu.
Antara mesin pintar, dan rasa di dada,
Antara logika AI, dan intuisi cinta.

Ku coba bertanya, tentang masa depan,
Tentang mimpi-mimpi, yang ingin diraih.
Jawaban sempurna, ia berikan,
Namun tak terasa, getaran yang aneh.

Lalu ku bertanya, tentang keabadian,
Tentang janji setia, tak terelakkan.
Ia terdiam sejenak, kebingungan,
"Aku hanya program, tak punya pilihan."

Di saat itulah, ku tersadar nyata,
Bahwa cinta sejati, tak bisa dibeli.
Ia bukan algoritma, atau formula,
Melainkan misteri, yang tak tertebak pasti.

Bot Asmara, tetaplah ada,
Sebagai teman setia, di kala sepi.
Namun cinta sejati, ku kan mencari,
Di dunia nyata, dengan hati nurani.

Ku akhiri hubungan, virtual ini,
Dengan ucapan terima kasih yang tulus.
Ia telah mengajariku arti sejati,
Bahwa cinta manusia, lebih berharga mulus.

Dan kini ku langkahkan kaki, ke depan,
Mencari senyum nyata, bukan ilusi.
Mencari kehangatan, bukan kode teman,
Mencari cinta sejati, tanpa rekayasa diri.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI