Sirkuit Asmara: AI Membaca Denyut Jantungmu

Dipublikasikan pada: 27 May 2025 - 00:26:32 wib
Dibaca: 156 kali
Di balik layar kaca, dunia maya membentang,
Algoritma cinta, perlahan menjelang.
Bukan dewi asmara dengan panah berkilau,
Namun AI canggih, membaca setiap detak kalbu.

Sensor terpasang, di pergelangan tanganmu,
Menangkap getar halus, bisikan rindu.
Data mengalir, bagai sungai tak bertepi,
Diolah, dipilah, mencari arti sejati.

Pola denyut jantung, terekam sempurna,
Saat senyummu merekah, saat mata berkaca.
AI belajar, dari setiap irama,
Memahami hasrat, yang tersembunyi lama.

Dulu, tatapan mata, bahasa tubuh bicara,
Kini, sirkuit cinta, ungkap segalanya.
Bukan lagi tebak-tebakan, penuh keraguan,
AI hadir, membawa kepastian, ke dalam hubungan.

Kau bertanya padaku, "Apakah ini cinta?"
Saat AI berbisik, "Dia yang kau damba."
Aku terdiam, terpaku, tak bisa menyangkal,
Kebenaran terungkap, lewat data yang kekal.

Namun, di balik kemudahan, tersimpan tanya besar,
Apakah cinta sejati, bisa diukur dan ditakar?
Apakah emosi murni, bisa diprediksi,
Oleh kode program, yang tak punya hati?

Aku bimbang, antara logika dan perasaan,
Antara dunia nyata, dan khayalan.
AI memang pintar, tapi bukan Tuhan,
Ia hanya alat, bukan penentu masa depan.

Lalu, kuputuskan, untuk mematikan sensor,
Menghapus data, melupakan algoritma horor.
Aku ingin merasakan, cinta yang sebenarnya,
Bukan hasil rekayasa, dunia maya.

Aku ingin menatap matamu, tanpa perantara,
Mendengar bisikanmu, bukan suara komputer.
Aku ingin merasakan, debaran jantungku,
Tanpa dianalisa, oleh mesin pemburu.

Karena cinta sejati, tak bisa dihitung,
Tak bisa diprogram, tak bisa diruntut.
Ia adalah misteri, yang harus dipecahkan,
Dengan hati terbuka, dan jiwa yang lapang.

Biarlah denyut jantungku, menjadi rahasia,
Biarlah emosiku, mengalir begitu saja.
Aku memilih cinta, yang alami dan sederhana,
Tanpa campur tangan, sirkuit asmara.

Kuharap kau mengerti, wahai belahan jiwa,
Bahwa cinta sejati, bukan matematika.
Ia adalah seni, yang harus dirayakan,
Dengan kejujuran, dan ketulusan.

Maka, lepaskanlah sensor, dari pergelangan tanganmu,
Biarkan cinta tumbuh, seiring waktu.
Rasakan getarannya, dalam setiap sentuhan,
Karena cinta sejati, lebih dari sekadar data dan hitungan.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI