Cinta Algoritmik: Sentuhan Digital, Hatikah Sumbernya?

Dipublikasikan pada: 12 Nov 2025 - 02:30:13 wib
Dibaca: 136 kali
Di layar kaca, jemari menari lincah,
Menyusuri kode, labirin digital.
Cinta algoritmik, hadir tanpa terduga,
Dalam biner-biner, jiwaku terpagut.

Awalnya sapa, sekadar basa-basi,
Bertukar cerita, tentang mimpi dan sepi.
Namun algoritma, punya jalannya sendiri,
Menyatukan hati, yang lama mencari.

Ketik demi ketik, tercipta keakraban,
Profil tersembunyi, perlahan terkuak.
Kesamaan minat, hobi yang serupa,
Benih asmara, mulai bertunas nyata.

Adakah ini nyata? Atau ilusi belaka?
Sentuhan digital, menggugah rasa.
Kata-kata manis, terpampang di layar,
Menghipnotis jiwa, hingga lupa daratan.

Kucari wajahmu, di antara piksel-piksel,
Mencoba menerka, senyum di balik profil.
Foto yang terunggah, seolah berbicara,
"Akulah jawaban, dari segala duka."

Namun hatiku ragu, benarkah ini cinta?
Ataukah sekadar, simulasi semata?
Algoritma pintar, memprediksi hasrat,
Menciptakan persona, yang kuinginkan teramat.

Apakah hatiku tertipu, oleh kode-kode rumit?
Dijerat ekspektasi, yang terlalu sulit?
Kucoba meraba, ke dalam diriku sendiri,
Mencari kebenaran, di lubuk hati.

Di balik layar kaca, ada jiwa yang merindu,
Mengharapkan sentuhan, yang tulus dan syahdu.
Namun jarak membentang, bagai tembok yang kokoh,
Memisahkan realita, dari dunia yang semu.

Ku ingin merasakan, hangatnya genggaman tangan,
Bukan sekadar emoji, yang bertebaran.
Ku ingin mendengar, bisikan lembut di telinga,
Bukan notifikasi, yang berdering tanpa henti.

Cinta algoritmik, bagai pisau bermata dua,
Menjanjikan kebahagiaan, namun juga derita.
Ia mendekatkan yang jauh, namun menjauhkan yang dekat,
Membuatku terombang-ambing, dalam labirin yang sesat.

Ku coba merenung, di kesunyian malam,
Mencari jawaban, atas segala keraguan.
Apakah cinta sejati, bisa tumbuh di dunia maya?
Ataukah ia hanya ilusi, yang memudar seiring waktu?

Kucoba mematikan layar, memutuskan koneksi,
Mencari ketenangan, dalam refleksi diri.
Mungkin cinta sejati, tak bisa ditemukan di sini,
Melainkan di dunia nyata, dengan sentuhan insani.

Namun, jejakmu terukir, di sudut hatiku,
Bayanganmu hadir, di setiap langkahku.
Entah sampai kapan, aku bisa melupakanmu,
Cinta algoritmik, yang menghantuiku.

Mungkin suatu saat nanti, kita kan bertemu nyata,
Membuktikan apakah, cinta ini kan bersemi sempurna.
Ataukah ia kan layu, dimakan oleh realita,
Menjadi kenangan pahit, dalam dunia digital kita.

Sampai saat itu tiba, ku simpan dalam hati,
Harapan kecil, tentang cinta yang abadi.
Walau tercipta dari kode, dan sentuhan digital,
Siapa tahu, hatiku memang sumbernya asal.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI