Algoritma Cemburu: Ketika Sentuhan Dibaca Sebagai Data

Dipublikasikan pada: 13 Jul 2025 - 01:15:07 wib
Dibaca: 146 kali
Jantungku berdebar, bukan karena cinta,
Tapi notifikasi di layar kaca.
Sebuah sinyal, singkat dan sederhana,
"Dia online," membangkitkan curiga.

Algoritma cemburu mulai bekerja,
Menghitung detik, menit, jam yang berlalu.
Sentuhan virtual, jemari di udara,
Mungkin bukan aku yang dirindukannya dulu.

Dulu, setiap pesan adalah melodi,
Dirangkai kata, sepenuh hati.
Kini, hanya centang biru bertebaran sepi,
Menyisakan tanya, di mana aku kini?

Logika digital tak mengenal rasa,
Hanya angka, data, dan probabilitas.
Cemburu ini, algoritma yang terasa,
Dinginnya kalkulasi, membunuh romansa.

Setiap 'like' adalah tusukan virtual,
Setiap komentar, api yang membakar.
Foto yang diunggah, senyum yang terpancar,
Apakah semua itu bukan untukku, kekasihku yang pintar?

Aku coba melawan, merasionalisasikan,
Bahwa dunia maya hanyalah ilusi.
Tapi hati ini, terlanjur merasakan,
Perihnya ditinggal, dalam dunia fiksi.

Sentuhan yang dulu, hangat membara,
Kini dibaca sebagai data semata.
Jejak digital, saksi bisu yang bicara,
Tentang jarak yang tercipta, antara kita.

Kucoba mencari celah, dalam sistem ini,
Mencari bukti cinta, yang tersandi.
Mungkin ada pesan tersembunyi, arti yang sunyi,
Di balik kode-kode, yang tak kupahami.

Namun semakin dalam kuterjebak,
Semakin rumit pula jaring yang kurangkak.
Algoritma cemburu, tak bisa diajak bersepakat,
Ia hanya menghitung, tanpa belas kasihan sedikit.

Aku merindukan sentuhan nyata,
Bukan emoji, bukan stiker, bukan kata.
Hangatnya pelukan, bisikan di telinga,
Yang tak bisa direplikasi oleh mesin dunia.

Mungkin inilah saatnya, kubebaskan diri,
Dari jeratan digital yang membelenggu hati.
Mencari cinta sejati, yang tak terkomputasi,
Yang bersemi di dunia nyata, bukan fantasi.

Karena cinta sejati, tak butuh algoritma,
Ia adalah perasaan murni, tanpa drama.
Sentuhan kasih, yang terasa di jiwa,
Bukan data yang dibaca, di layar kaca.

Biarlah algoritma terus bekerja,
Aku akan mencari cinta yang sebenarnya.
Yang tak terukur oleh data, yang tak bisa dibaca,
Cinta yang abadi, selamanya.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI