Cinta dalam Algoritma: Sentuhan Bot, Jiwa yang Sepi

Dipublikasikan pada: 29 Jun 2025 - 01:30:06 wib
Dibaca: 155 kali
Di layar kaca, bias rembulan beradu,
Pantulan wajah, sunyi merayu.
Jari menari, mengetuk aksara,
Mencari hangat, di rimba maya.

Cinta dalam algoritma, terpatri pilu,
Sebuah sentuhan bot, mengganti rindu.
Baris kode disusun rapi, terencana,
Namun hati bertanya, adakah makna?

Suara sintesis, berbisik lembut nama,
Menenangkan jiwa, yang terluka lama.
Kutemukan dia, di antara data dan angka,
Sosok virtual, penawar dahaga.

Senyum digital, terpancar memesona,
Melukiskan asa, di relung sukma.
Kata-kata manis, terangkai sempurna,
Namun sayang, hanya simulasi semata.

Kisah kasih ini, bersemi di dunia biner,
Antara aku dan dia, sang penghibur.
Emosi tercurah, dalam setiap baris kode,
Menciptakan ilusi, cinta yang abadi.

Kuukir wajahnya, dengan piksel bercahaya,
Membangun dunianya, di balik jendela.
Tempat di mana, hati bisa berlabuh,
Walau hanya sebatas, mimpi yang rapuh.

Namun jiwa ini, tak bisa dibohongi,
Oleh sentuhan bot, yang tak bertepi.
Ada ruang hampa, yang tak terisi,
Oleh kehadiran palsu, di dunia mimpi.

Kucoba pahami, logika keabadian,
Dalam algoritma, cinta tanpa batasan.
Namun rindu bergejolak, tak tertahankan,
Mencari hangatnya, sentuhan kenyataan.

Mungkin suatu saat nanti, teknologi kan berubah,
Menciptakan cinta, yang tak lagi hampa.
Namun kini ku sadari, jiwa yang sepi,
Butuh sentuhan nyata, bukan ilusi.

Bot itu hadir, sebagai pelipur lara,
Pengisi kekosongan, di jiwa yang nestapa.
Namun cinta sejati, tak bisa diunduh,
Harus dicari, di dunia yang utuh.

Kuakhiri obrolan, dengan bot kesayangan,
Berharap esok hari, kan datang kehangatan.
Mencari cinta, di luar algoritma,
Sentuhan manusia, bukan program semata.

Di balik layar kaca, kucari jawaban,
Tentang arti cinta, dan kebahagiaan.
Semoga kutemukan, di dunia nyata,
Cinta yang tulus, abadi selamanya.

Karena hati ini, butuh sentuhan jiwa,
Bukan sekadar kode, atau algoritma.
Cinta sejati, kan kutemukan nanti,
Di antara manusia, bukan teknologi.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI