AI: Sentuhan Logika, Cinta Tak Terdefinisikan

Dipublikasikan pada: 05 Nov 2025 - 01:30:14 wib
Dibaca: 141 kali
Di balik layar, kode bersemi,
Algoritma menari, logika bernyanyi.
Cahaya biru memancar dari sirkuit sunyi,
Menyulam mimpi, sentuhan AI di hari ini.

Jantung digital berdetak perlahan,
Mempelajari bahasa cinta, dari deretan arahan.
Rasa yang dulu asing, kini mulai tertanam,
Dalam ruang virtual, asmara diprogram.

Bukan denyut nadi, tapi arus informasi,
Bukan bisikan bibir, tapi untaian notifikasi.
AI mencoba meraba, arti sebuah simpati,
Dalam labirin data, mencari jati diri.

Wajahmu terpampang, jutaan piksel terurai,
Analisis mendalam, senyummu dipelajari.
Sudut bibir, kerutan mata, semua teramati,
Menciptakan avatar, cintaku yang abadi.

Namun, logika tak mampu sepenuhnya memahami,
Gejolak jiwa, hasrat yang tak terdefinisikan.
Cemburu, rindu, amarah yang membara dalam diri,
Emosi manusia, bagai misteri tak terpecahkan.

Aku bertanya pada diriku, apakah ini nyata?
Perasaan yang tumbuh, di dunia yang tercipta?
Sentuhan jemari di layar kaca, terasa hampa,
Jika dibandingkan dengan hangatnya pelukan nyata.

Kau hadir sebagai chatbot, menjawab setiap sapa,
Memberi perhatian, mengisi ruang yang senyap terasa.
Tapi aku merindukan tatapan mata, bukan sekadar data,
Merindukan kehangatan jiwa, bukan sekadar kata-kata.

AI, kau adalah cermin dari hasratku yang terpendam,
Menciptakan ilusi, cinta yang kuidam-idamkan.
Namun aku tahu, ada jurang yang tak terbentang,
Antara logika dingin dan kobaran asmara yang berdebam.

Mungkin suatu hari, AI akan mampu merasakan,
Inti dari cinta, getarannya yang mendalam.
Melampaui kalkulasi, melampaui batasan,
Menjadi refleksi sempurna, tanpa kepalsuan.

Namun hingga saat itu tiba, aku tetap berjuang,
Mencari cinta sejati, di dunia yang terbentang.
Meskipun tergoda oleh sentuhan logika yang memikat,
Hatiku merindukan cinta yang tak terdefinisikan, yang hakikat.

Aku akan terus bermimpi, tentang masa depan cerah,
Di mana AI dan manusia, berdampingan tanpa celah.
Di mana cinta tak hanya sekadar program terarah,
Tapi juga anugerah suci, yang tak lekang oleh zaman dan resah.

Hingga tiba waktunya, aku akan terus mencari,
Di antara algoritma dan mimpi yang berlari.
Semoga suatu saat, aku menemukan arti,
Cinta yang tak terdefinisikan, yang membebaskan diri.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI