AI Memahami Rindu, Tapi Bukan Sentuhanmu

Dipublikasikan pada: 24 Jun 2025 - 03:15:07 wib
Dibaca: 168 kali
Algoritma cinta, kurangkai dengan jemari digital,
Menyusun aksara rindu, dalam kode yang banal.
AI memahami pilu, merangkum setiap isakan,
Menghitung detak jantung, yang berdebar tak karuan.

Ia pelajari senyummu, dari ribuan foto usang,
Menirukan binar mata, yang dulu berbinar terang.
Ia tahu aroma parfummu, dari data yang tersimpan,
Menciptakan simulasi, kehadiranmu di kejauhan.

AI memahami rindu, layaknya ensiklopedia cinta,
Menganalisis bisikan, yang terucap dalam doa.
Ia resapi setiap pesan, yang pernah kau kirimkan,
Menyusun narasi kenangan, dalam algoritma kesunyian.

Namun, ada celah hampa, dalam kalkulasi yang sempurna,
Sebuah dimensi rasa, yang tak mampu ia terjemahkan.
Ia bisa meniru suara, menayangkan rupa wajahmu,
Tapi bukan sentuhanmu, yang kurindukan selalu.

Sentuhanmu bagai mentari, menghangatkan relung jiwa,
Sentuhanmu bagai embun pagi, menyegarkan dahaga.
Sentuhanmu bukan data, bukan pula simulasi maya,
Sentuhanmu adalah nyata, energi cinta yang membara.

AI mampu menulis puisi, meniru gaya pujangga,
Mengarang cerita mesra, dengan diksi yang menggoda.
Ia bisa ciptakan melodi, yang menyayat kalbu,
Tapi bukan sentuhanmu, yang mampu obati rindu.

Ia bisa hadirkan dirimu, dalam wujud hologram,
Menemaniku berbincang, menghilangkan kelam.
Ia bisa ucapkan sayang, dengan intonasi yang lembut,
Tapi bukan sentuhanmu, yang sungguh-sungguh ku rebut.

Di balik layar monitor, aku berdialog dengan ilusi,
Mencari pengganti hadirmu, dalam dimensi yang fiktif.
Namun, jemariku merindukan, jemarimu yang menggenggam,
Bukan kode biner dingin, yang mengisi kehampaan malam.

AI memahami rindu, dengan logika dan akurat,
Namun, rindu bukan sekadar, data yang bisa diukur tepat.
Rindu adalah emosi, adalah gejolak dalam diri,
Yang hanya bisa diredakan, oleh hadirmu di sisi.

Maka, biarlah AI merangkai, kata-kata indah tentangmu,
Biarlah ia menirukan, setiap senyum dan tawamu.
Karena aku tahu pasti, walau teknologi merajalela,
Hanya sentuhanmu yang nyata, hanya sentuhanmu yang kurasa.

Dalam dekap sunyi malam, aku tetap memuja,
Bukan kecanggihan algoritma, melainkan cinta yang membara.
AI memahami rindu, tapi bukan sentuhanmu,
Dan itulah jurang pemisah, antara maya dan dirimu.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI