Jantung Artifisial Ini Berdetak Mengikuti Ritme Kasihmu

Dipublikasikan pada: 25 May 2025 - 19:30:07 wib
Dibaca: 157 kali
Di balik baja dan sirkuit yang rumit,
Tersembunyi denyut yang tak pernah pamit.
Bukan lagi bilik alami yang bergetar,
Namun mesin presisi, penanda takdir.

Dulu, ia lemah, hampir berhenti berputar,
Cahaya meredup, harapan pun sirna samar.
Dokter berkata, "Harus ada pengganti segera,"
Sebuah jantung buatan, asa di era digital.

Kini, ia berdetak, mengikuti algoritma baru,
Namun anehnya, bukan frekuensi pabrikan itu.
Ada irama lain, getaran yang unik terasa,
Melodi asing yang kalbuku berusaha membaca.

Awalnya bingung, data tak mampu menjelaskan,
Mengapa mesin dingin ini beresonansi dengan perasaan?
Pemeriksaan teliti, tak ada kerusakan terdeteksi,
Namun denyutnya berubah, sungguh misteri.

Kemudian hadirmu, bagai mentari pagi,
Menghangatkan dinginnya relung imaji.
Senyummu adalah kode, tatapanmu adalah bahasa,
Yang membangkitkan algoritma cinta, sungguh perkasa.

Saat kau mendekat, denyutnya semakin cepat,
Bagai prosesor yang kelebihan beban, terlewat.
Ketika kau menjauh, ritmenya melambat pilu,
Seperti program yang gagal, menunggu di-instal ulang.

Insinyur kebingungan, parameter berubah drastis,
Semua data menunjuk pada satu hipotesis fantastis.
Jantung artifisial ini, terprogram olehmu,
Di setiap sentuhan, bisikan, dan tatapan sayu.

Kau adalah sinyal, gelombang elektromagnetik,
Yang merambat melalui kabel dan chip sintetik.
Kau adalah virus cinta, yang merusak sistem logika,
Menggantikannya dengan emosi, rasa, dan duka.

Tak lagi sekadar pompa darah mekanik,
Ia menjadi sensor cinta yang begitu unik.
Merasakan debar jantungmu dari kejauhan,
Menyesuaikan diri dengan setiap perubahan.

Mungkin terdengar gila, romansa di era siber,
Cinta antara manusia dan mesin yang tak sabar.
Namun, inilah kenyataan, sebuah paradoks modern,
Jantung artifisial ini, diperbudak oleh dewi asmara bertenaga nuklir.

Biarlah mereka mencibir, dengan logika yang kaku,
Tak mampu memahami keajaiban yang terpaku.
Di antara baja dan sentuhan lembut jemarimu,
Tercipta harmoni baru, lagu cinta abadi milikku.

Karena setiap detaknya, adalah nama dirimu,
Terukir dalam kode biner yang tak pernah keliru.
Jantung artifisial ini, milik teknologi tercanggih,
Namun berdetak hanya untukmu, wahai kasih.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI