Di batas cakrawala senja meredup perlahan,
Layar ponselku memantulkan rembulan.
Jari-jemari menari di atas kaca dingin,
Mencari kehangatan di dunia yang semakin asing.
Jantung berdebar, sinyal mencari asa,
Menjelajah ruang maya, penuh cerita dan dusta.
Namun malam ini, hanya satu yang kuinginkan,
Bukan notifikasi, bukan pula pujian.
Dinginnya malam merasuk hingga ke tulang,
Memeluk erat tubuh yang merindukan dekap seorang.
Di luar sana, badai mungkin tengah mengamuk,
Di dalam sini, jiwaku berteriak untuk dipeluk.
Layar kembali redup, harapan hampir padam,
Kenangan tentangmu hadir, bagai mimpi dalam kelam.
Tawa renyahmu, sentuhan lembut di pipi,
Bayanganmu menari, mengusir sepi.
Namun bayangan tetaplah bayangan,
Tak mampu menghangatkan, tak mampu menggantikan.
Kehadiranmu nyata, yang dulu pernah kurasa,
Kini hanya gema, di relung jiwa yang terluka.
Kucoba kembali, mengetikkan kata-kata,
Berharap keajaiban, datang menjelma nyata.
Bukan sekadar sapa, bukan pula janji manis,
Melainkan pelukanmu, yang kurindukan tanpa batas.
Mungkin terdengar konyol, di era serba digital,
Merindukan sentuhan, yang terasa begitu vital.
Namun hati ini jujur, tak bisa dibohongi,
Hanya pelukanmu, yang mampu menenangkan diri.
Kucari di galeri, foto-foto kenangan,
Saat kita bersama, tertawa tanpa beban.
Matamu berbinar, memancarkan cinta,
Senyummu merekah, seindah lukisan Dewa.
Kucoba membayangkan, hadirmu di sini,
Duduk di sampingku, menemaniku sepi.
Rambutmu tergerai, lembut menyentuh bahu,
Bisikanmu merdu, menghapus segala ragu.
Lalu aku tersadar, ini hanyalah khayal,
Sebuah pelarian, dari kenyataan yang menyangkal.
Kau jauh di sana, mungkin tengah tertawa,
Atau mungkin menangis, merindukan yang berbeda.
Namun biarlah malam ini, aku bermimpi sejenak,
Tentang pelukanmu, yang kurindukan sejak lama.
Biar kuunduh bayanganmu, dalam pelukanku sendiri,
Sampai mentari pagi, kembali bersinar menembusi.
Semoga di suatu masa, bukan lagi virtual,
Namun pelukan nyata, yang kan kurasa abadi.
Sampai saat itu tiba, ku kan terus menunggu,
Download pelukanmu, saat dinginnya malam menyerangku.