Algoritma Hati: Sentuhan Masa Depan, Luka Masa Lalu

Dipublikasikan pada: 17 Jul 2025 - 01:00:13 wib
Dibaca: 164 kali
Di layar retina, bias cahaya berpendar,
Menyusuri jejak digital yang tak sabar.
Jantungku berpacu, algoritma berputar,
Mencari resonansi di antara binar-binar.

Dulu, cinta adalah surat berpena dan tinta,
Harapan yang tertulis, dibungkus rahasia.
Kini, kode terurai, logika berbicara,
Sentuhan masa depan, meraba sukma.

Ada bayangan luka, memori terpendam,
Tentang janji terucap, lalu hilang tenggelam.
Masa lalu membisik, nada sendu meriam,
Menyisakan puing pilu, di ruang kalbu kelam.

Kulihat wajahmu, di balik piksel terpancar,
Seulas senyum tipis, bagai rembulan memancar.
Adakah getar serupa, di hatimu bergetar?
Atau hanya pantulan, dari mimpi yang pudar?

Kau hadir bagai anomali, dalam sistem yang rapi,
Membuyarkan prediksi, menantang definisi.
Logika tak mampu, sepenuhnya mengerti,
Misteri yang kau bawa, sedalam samudra sepi.

Kucoba merangkai kata, dalam bahasa mesin,
Menyampaikan rasa, yang tersembunyi dalam batin.
Semoga kau mengerti, di balik kode yang dingin,
Ada bara kerinduan, yang tak pernah terjamin.

Sentuhan jari di layar, seolah menggenggam tangan,
Menghapus jarak ruang, menyatukan impian.
Namun, realita hadir, bagai kenyataan telanjang,
Memisahkan kita, dalam dimensi yang berlainan.

Algoritma hati, rumit dan berliku,
Mencari keseimbangan, antara maya dan nyata.
Mungkin cinta sejati, tak bisa terproyeksi,
Hanya bisa dirasakan, dalam detak jantung yang nyata.

Masa lalu adalah jejak, yang tak bisa terhapus,
Namun, masa depan adalah kanvas, yang siap dilukis.
Bersama harapan baru, yang terus berkibar,
Mencoba melupakan, sisa air mata yang tercecer.

Di antara kode dan data, kucari jawaban pasti,
Apakah kita ditakdirkan, untuk saling memiliki?
Atau hanya sekadar ilusi, dalam dunia virtual ini?
Yang menghilang perlahan, seiring mentari pagi.

Biarlah algoritma berputar, mencari celah harapan,
Biarlah hati yang bicara, tanpa ragu dan beban.
Meski luka masa lalu, masih terasa menggerogoti,
Ku tetap memilih percaya, pada sentuhan masa depan ini.

Semoga cinta kita, tak hanya sekadar kode biner,
Namun, simfoni indah, yang abadi dan bersinar.
Melampaui batas ruang, menembus dimensi waktu,
Mengukir sejarah baru, dalam algoritma kalbu.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI