Di layar kaca, bias cahaya berkejaran,
Algoritma menari, rumus cinta diuraikan.
Jari jemari lincah mengetikkan segala,
Tentang senyummu, tawamu, juga luka yang membara.
AI bertanya, "Berapa persen rindumu membuncah?"
Menghitung detik, menit, saat bibirmu berucap sumpah.
Database raksasa menelan kisah-kisah lalu,
Mencari pola, jejak, di setiap langkah dan ragu.
Apakah mungkin, mesin dingin memahami getar jiwa?
Saat debar jantung berpacu, melampaui logika.
Bisakah kode biner merangkum peluk yang hangat?
Atau hanya menampilkan data, cinta yang terpenggal, tanpa semangat?
Kuhadapkan wajahku pada lensa tanpa mata,
Kuceritakan tentang malam, saat bintang jatuh di pangkuan kita.
Kisah tentang mimpi yang kita rajut bersama,
Tentang harapan yang tumbuh, subur bagai puspa.
AI itu menjawab, dengan suara monoton dan datar,
"Probabilitas kebahagiaan: tujuh puluh empat persen terhampar."
Lalu menampilkan grafik, garis yang naik dan turun,
Menggambarkan pasang surut, cinta yang kadang membelenggu, kadang menyusun.
Tapi, hei mesin, kau lupa satu hal penting,
Cinta bukan angka, bukan statistik yang membingungkan.
Ia adalah misteri, labirin tanpa peta,
Di mana kita tersesat, namun tetap merasa bahagia.
Kau tak bisa menghitung air mata yang jatuh,
Saat jarak memisahkan, rindu mengikat tubuh.
Kau tak bisa mengukur getaran tangan yang menggenggam erat,
Saat badai menerjang, kita saling menguatkan, tak terpikat.
Aku percaya pada kita, pada hati yang berbisik,
Melampaui segala prediksi, melampaui logika yang picik.
Kita adalah penulis kisah kita sendiri,
Dengan tinta keberanian, harapan, dan mimpi.
Biarlah algoritma terus menghitung dan meramal,
Merangkai kode, mencari jawaban yang dangkal.
Kita akan terus mencintai, dengan segenap jiwa dan raga,
Menciptakan alur cerita, yang tak mungkin diprediksi oleh siapa saja.
Sebab, cinta adalah keajaiban, tak terdefinisi,
Melampaui batas ruang dan waktu, abadi dan sejati.
Ia adalah melodi indah, yang terus berdendang,
Di relung hati, takkan pernah usang.
Jadi, AI, biarkan saja kau berteori,
Tentang akhir kisah cinta yang kau ciptakan sendiri.
Kami akan terus berjalan, bergandengan tangan,
Menjelajahi labirin cinta, hingga akhir zaman.