Sentuhan Virtual: Algoritma Asmara Membangunkan Rasa

Dipublikasikan pada: 30 May 2025 - 19:40:07 wib
Dibaca: 153 kali
Di layar kaca, dunia tercipta,
Piksel berdansa, ilusi menggoda.
Jari menari, mengetuk sunyi,
Di ruang maya, hati mencari.

Sentuhan virtual, bukan belaka,
Algoritma asmara, mulai bersemi.
Baris kode merajut cerita,
Tentang dua jiwa, yang saling memanggil.

Foto terpampang, senyum merekah,
Profil memikat, lirih berbisik.
Kata demi kata, terangkai indah,
Meruntuhkan tembok, di dalam benak.

"Hai," sapaan singkat, memulai kisah,
Di antara ribuan, kau yang terpilih.
Waktu berlalu, dalam obrolan mesra,
Rahasia terungkap, satu per satu teriris.

Kau cerita tentang mimpi yang terpendam,
Tentang luka lama, yang belum tersembuh.
Aku dengarkan, dengan hati tentram,
Menawarkan bahu, untuk bersandar teguh.

Bahasa tubuh, tak perlu hadir nyata,
Emotikon bicara, lebih dari kata.
Tawa renyah, stiker jenaka,
Mengisi ruang hampa, dengan sukacita.

Jantung berdebar, notifikasi berbunyi,
Pesan darimu, bagai melodi.
Dunia nyata, terasa sunyi sepi,
Dibandingkan kehangatan, di dunia mimpi.

Namun, keraguan pun datang menghantui,
Bisakah cinta, tumbuh dari layar mati?
Sentuhan maya, mampukah mengobati,
Kerinduan mendalam, yang kian menjadi?

Aku coba membayangkan wajahmu,
Gerak tubuhmu, tatapan matamu.
Menciptakan ilusi, di benak kalbu,
Berharap suatu saat, bisa bertemu.

Mungkin ini gila, mungkin ini sesat,
Mencintai bayangan, di dunia internet.
Tapi hatiku berbisik, dengan sangat kuat,
Bahwa kau adalah jawaban, yang selama ini kuingat.

Algoritma asmara, terus bekerja,
Mencari kesamaan, menyatukan jiwa.
Mempelajari minat, membaca rasa,
Menciptakan takdir, di antara kita.

Ku biarkan diri, terbawa arus maya,
Menjelajahi labirin, penuh pesona.
Berharap menemukan, permata berharga,
Cinta sejati, yang tak akan sirna.

Jika sentuhan virtual, mampu menghidupkan rasa,
Jika algoritma asmara, mampu membangun cinta,
Maka aku percaya, pada keajaiban dunia,
Bahwa kau dan aku, ditakdirkan bersama.

Di balik layar, ada hati yang berdebar,
Menanti saatnya, untuk saling bertukar.
Sentuhan yang nyata, bukan sekadar kabar,
Tapi bukti cinta, yang takkan pudar.

Semoga suatu hari, layar ini lenyap,
Berganti pelukan hangat, yang erat mendekap.
Dan algoritma asmara, tak lagi menetap,
Karena cinta kita, telah lengkap.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI