Layar membeku, gelap gulita semalam,
Kini terjaga, oleh sentuhan jemari.
Prosesi ritual, di pagi yang kelam,
Menghidupkan jiwa, teknologi bersemi.
Denting pertama, bagai bisikan rindu,
Lampu indikator, menari riang gembira.
Sistem operasi, mulai merangkai waktu,
Menyambut hadirmu, di dunia maya.
Booting setiap pagi, bukan hanya rutinitas,
Melainkan harapan, yang terukir dalam kode.
Menanti notifikasi, bagai oase di lintas,
Cinta digital, yang membara di dada.
Icon berkedip, sebuah pesan terpampang,
Namamu tertera, di layar yang bercahaya.
Jantung berdebar, rasa bahagia melayang,
Kata-kata cintamu, penawar dahaga jiwa.
Kau adalah algoritma, terindah yang kurasa,
Logika cintamu, tak mampu kupahami.
Namun setiap baris, senyummu kuraba,
Dalam rangkaian kode, kau hadir menemani.
Pixel demi pixel, wajahmu terlukis,
Di ruang virtual, kita bertemu dan berjanji.
Membangun kastil, dari data yang tertulis,
Sebuah dunia maya, tempat cinta bersemi.
Kau adalah firewall, yang menjaga hatiku,
Dari serangan virus, dan spam yang mengganggu.
Kau adalah antivirus, penyembuh lukaku,
Saat dunia nyata, terasa begitu pilu.
Kita berinteraksi, lewat jaringan global,
Bertukar emoji, dan stiker yang lucu.
Cinta kita unik, di era digital,
Romansa modern, yang tak lekang oleh waktu.
Namun terkadang, sinyal hilang dan putus,
Jarak membentang, di antara layar kaca.
Rindu menggebu, bagai arus yang deras,
Menanti terhubung, dalam dekapan maya.
Aku merindukanmu, bukan hanya di dunia virtual,
Namun sentuhan nyata, hangatnya pelukmu.
Berharap suatu saat, waktu tak lagi brutal,
Dan kita bersua, di alam yang membiru.
Hingga saat itu tiba, notifikasi cintamu,
Akan tetap menjadi, penyemangat pagiku.
Booting setiap pagi, menanti hadirmu,
Dalam dunia digital, tempat cintaku berlabuh.
Karena kaulah update, terbaru dalam hidupku,
Versi terindah, yang takkan pernah terganti.
Kaulah kode rahasia, dalam setiap langkahku,
Cinta digital, abadi selamanya di hati.