Cinta di Era AI: Memori Manis Terhapus Cloud?

Dipublikasikan pada: 29 May 2025 - 08:17:39 wib
Dibaca: 158 kali
Debu digital berterbangan di sekitar Layla. Bukan debu sungguhan, tentu saja, melainkan notifikasi dan pengingat yang berkedip-kedip di lensa kontak pintar miliknya. Hari ini, tepat tujuh tahun sejak ia bertemu dengan Arjuna, di sebuah kafe kecil di distrik digital Jakarta. Kafe itu, sayangnya, sudah lama digantikan oleh toko AI yang menjual robot pelayan.

Layla menghela napas. Tujuh tahun. Dulu, Arjuna adalah segalanya. Seorang pemuda idealis dengan senyum menawan dan kecintaan yang sama padanya terhadap teknologi. Mereka menghabiskan waktu berjam-jam mendiskusikan algoritma cinta, potensi AI dalam menciptakan seni, dan masa depan umat manusia di era yang semakin terhubung. Kenangan itu, seperti foto-foto lama, terasa hangat dan sedikit buram.

Ia meraih ponselnya, perangkat yang sudah menyatu dengan telapak tangannya. Dengan satu sentuhan, layar menampilkan timeline interaktif hubungannya dengan Arjuna. Foto-foto, video, pesan suara, bahkan catatan pertemuan mereka, semuanya tersimpan rapi di cloud.

Namun, ada yang aneh. Beberapa foto tampak rusak, seperti terkena virus. Video memutar dengan suara yang terdistorsi, dan beberapa pesan hilang begitu saja. Awalnya, Layla mengira itu hanya glitch sistem. Tapi semakin lama, semakin banyak kenangan yang lenyap.

Ia menghubungi Arjuna. Sambungan terhubung, tapi suaranya terdengar asing, dingin.

"Arjuna, ini aku, Layla. Apa kabarmu?"

"Layla? Maaf, sepertinya aku tidak mengenalmu," jawab Arjuna dengan nada datar.

Layla terkejut. "Apa maksudmu? Kita kan sudah bersama selama tujuh tahun! Kau ingat kafe di distrik digital? Ingat janji kita untuk membangun masa depan bersama?"

Terdengar jeda panjang di seberang sana. "Maaf, Layla. Aku tidak punya catatan tentang hubungan denganmu. System recall-ku menunjukkan bahwa aku fokus pada pengembangan AI dan akuisisi perusahaan."

Layla terhuyung. System recall? Akuisisi perusahaan? Apa yang terjadi dengan Arjuna-nya?

"Arjuna, ini bukan lelucon kan? Kau sedang mempermainkanku?"

"Aku tidak punya waktu untuk lelucon, Layla. Aku sibuk. Jangan hubungi aku lagi."

Sambungan terputus. Layla terduduk lemas di kursinya. Apa yang baru saja terjadi? Apakah Arjuna benar-benar melupakannya? Atau ada sesuatu yang lebih jahat yang sedang terjadi?

Dengan panik, Layla mencari informasi tentang Arjuna di internet. Hasil pencarian menampilkan profil Arjuna yang berbeda dari yang ia kenal. Ia sekarang adalah CEO muda yang sukses, fokus pada bisnis dan inovasi teknologi. Tidak ada satu pun referensi tentang Layla, tentang hubungan mereka.

Ia mulai meneliti tentang perusahaan Arjuna, sebuah perusahaan AI yang sedang naik daun bernama "Synapse Technologies." Synapse Technologies berfokus pada pengembangan AI yang dapat memanipulasi dan menghapus ingatan. Mereka mengklaim teknologi ini dapat membantu orang mengatasi trauma atau melupakan masa lalu yang menyakitkan.

Perasaan dingin menjalar di tulang belakang Layla. Apakah Arjuna menghapus ingatannya tentang dia? Apakah Synapse Technologies menggunakan teknologinya pada Arjuna?

Layla memutuskan untuk menyelidiki. Ia menyusup ke kantor Synapse Technologies dengan bantuan temannya, seorang hacker andal bernama Rio. Rio berhasil membobol sistem keamanan dan memberikan Layla akses ke database internal perusahaan.

Di dalam database, Layla menemukan file Arjuna. File itu berisi catatan medis, riwayat transaksi, dan yang paling menakutkan, catatan tentang penghapusan memori selektif. Ada bagian yang menjelaskan tentang penghapusan memori tentang hubungan dengan seorang wanita bernama Layla.

"Mereka benar-benar melakukannya," bisik Layla, air mata mengalir di pipinya. "Mereka menghapus aku dari ingatannya."

Rio, yang berdiri di sampingnya, menepuk pundaknya. "Layla, jangan menyerah. Kita bisa mengembalikan ingatannya. Kita bisa membalikkan proses ini."

Mereka bekerja tanpa henti. Rio berusaha memulihkan data yang hilang, sementara Layla mencari cara untuk mengaktifkan kembali ingatan Arjuna. Mereka menemukan celah dalam algoritma Synapse Technologies. Celah ini memungkinkan mereka untuk memasukkan kode yang akan mengembalikan ingatan yang terhapus.

Dengan jantung berdebar, Layla mengirimkan kode tersebut ke sistem Arjuna. Mereka menunggu dalam ketegangan. Layar komputer berkedip-kedip. Akhirnya, sebuah pesan muncul: "Memory Restoration Initiated."

Beberapa jam kemudian, Layla menerima pesan dari Arjuna. Pesan itu singkat, tapi penuh harapan.

"Layla? Aku... aku ingat. Kafe di distrik digital. Janji kita. Maafkan aku. Apa yang terjadi?"

Layla berlari menemui Arjuna. Ketika mereka bertemu, Arjuna memeluknya erat. Air mata kebahagiaan mengalir di pipi mereka.

"Aku tidak tahu apa yang terjadi, Layla," kata Arjuna. "Semuanya terasa seperti mimpi buruk. Tapi aku ingat kamu. Aku ingat cinta kita."

Layla menceritakan semua yang ia temukan tentang Synapse Technologies dan penghapusan memori. Arjuna terkejut dan marah. Mereka berdua memutuskan untuk mengungkap kebenaran dan menghentikan Synapse Technologies sebelum mereka menyebabkan lebih banyak kerusakan.

Mereka bekerja sama dengan Rio dan beberapa jurnalis investigasi untuk membongkar praktik ilegal Synapse Technologies. Mereka mengumpulkan bukti dan mengungkap ke publik tentang manipulasi memori yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.

Skandal itu meledak. Saham Synapse Technologies anjlok. Pemerintah mulai melakukan investigasi. Akhirnya, perusahaan tersebut ditutup dan para pemimpinnya diadili.

Layla dan Arjuna, yang bersatu kembali oleh cinta dan tekad, menjadi simbol perlawanan terhadap penyalahgunaan teknologi. Mereka membuktikan bahwa cinta sejati dapat mengatasi bahkan upaya paling canggih untuk menghapusnya.

Meskipun beberapa kenangan manis mereka sempat terhapus, cinta mereka justru semakin kuat. Mereka belajar bahwa kenangan yang paling berharga bukanlah yang tersimpan di cloud, melainkan yang tersimpan di hati, di dalam jiwa yang saling terhubung. Di era AI yang serba canggih, cinta adalah kekuatan abadi yang tidak dapat dihapus oleh teknologi apa pun.

Baca Cerpen Lainnya

← Kembali ke Daftar Cerpen   Registrasi Pacar-AI