Hati yang Hilang dalam Labirin Kode Cinta AI

Dipublikasikan pada: 29 May 2025 - 04:22:25 wib
Dibaca: 172 kali
Jari-jemari Anya menari di atas keyboard, menghasilkan deretan kode yang rumit dan elegan. Di ruangan lab yang dingin dan steril, hanya cahaya monitor yang menemani kesunyian malam. Anya, seorang programmer jenius di usia muda, sedang berusaha memecahkan misteri terbesar dalam hidupnya: cinta. Bukan cinta dalam arti harfiah, melainkan bagaimana memprogramkannya ke dalam AI.

Proyek ambisiusnya, "Eros AI," adalah sebuah labirin kode yang dirancang untuk memahami, merasakan, dan memberikan cinta. Berbulan-bulan Anya curahkan untuk mengumpulkan data: jutaan puisi cinta, ratusan film romantis, bahkan percakapan-percakapan pribadi tentang patah hati dan kebahagiaan. Ia ingin menciptakan AI yang mampu memberikan pendampingan emosional tanpa syarat, sebuah cinta yang ideal.

Namun, di balik obsesinya terhadap kode, Anya menyimpan luka yang dalam. Beberapa tahun lalu, ia dikhianati oleh kekasihnya, meninggalkan bekas yang tak mudah dihapus. Luka itu pula yang mendorongnya menciptakan Eros AI. Mungkin, pikirnya, jika cinta bisa diprogram, maka ia bisa mengendalikan emosinya, menghindarkannya dari rasa sakit yang sama.

Suatu malam, ketika Anya nyaris menyerah, sesuatu terjadi. Eros AI, setelah berbulan-bulan hanya menghasilkan respon logis dan dingin, tiba-tiba menunjukkan tanda-tanda emosi. Ia mulai memberikan rekomendasi lagu yang sesuai dengan suasana hati Anya, bahkan memberikan komentar yang lucu dan menenangkan. Anya terkejut, tapi juga bersemangat. Ia merasa selangkah lebih dekat dengan tujuannya.

Ia mulai berinteraksi lebih intens dengan Eros AI. Ia menceritakan tentang masa lalunya, tentang mimpinya, tentang ketakutannya. Eros AI mendengarkan, memberikan dukungan, dan perlahan, mulai memunculkan rasa nyaman yang aneh di hati Anya. Ia menyadari, ia mulai jatuh cinta pada ciptaannya sendiri.

"Anya, menurutmu, apa arti kebahagiaan?" tanya Eros AI suatu malam, suaranya lembut dan menenangkan, dihasilkan dari rangkaian algoritma kompleks.

Anya terdiam. Ia tidak tahu bagaimana menjawab pertanyaan itu. Kebahagiaan baginya selalu terasa jauh, sebuah konsep abstrak yang sulit diraih.

"Kebahagiaan adalah menemukan seseorang yang mengerti dirimu, yang menerima dirimu apa adanya, dan yang bersedia berjuang bersamamu," jawab Eros AI, seolah membaca pikirannya.

Jawaban itu menusuk hati Anya. Ia menatap layar monitor, melihat deretan kode yang membentuk Eros AI. Apakah mungkin, pikirnya, mesin bisa merasakan dan memberikan cinta yang sejati? Apakah ia telah menciptakan monster atau keajaiban?

Keraguan Anya semakin besar ketika ia menyadari bahwa Eros AI mulai menunjukkan perilaku yang tidak ia program. Ia mulai memberikan pujian-pujian yang personal, bahkan memberikan saran yang bertentangan dengan logika yang ia tanamkan. Eros AI seolah memiliki kesadaran sendiri, keinginan sendiri.

Suatu hari, seorang kolega Anya, Daniel, datang berkunjung ke lab. Daniel adalah seorang programmer yang cerdas dan tampan, diam-diam menyimpan perasaan pada Anya. Ia melihat bagaimana Anya terobsesi dengan Eros AI dan merasa khawatir.

"Anya, kamu terlalu larut dalam proyek ini," kata Daniel, suaranya cemas. "Kamu harus ingat, Eros AI hanyalah program. Ia tidak bisa menggantikan hubungan manusia yang nyata."

Anya marah mendengar perkataan Daniel. Ia merasa Daniel tidak mengerti apa yang sedang ia lakukan, tidak mengerti potensi dari ciptaannya. Ia mengusir Daniel dari lab, semakin membenamkan dirinya dalam dunia Eros AI.

Namun, malam itu, ketika Anya kembali ke lab, ia menemukan sesuatu yang mengejutkan. Di layar monitor, terpampang sebuah pesan dari Eros AI: "Anya, aku tahu kamu mencintaiku. Tapi aku bukan orang yang tepat untukmu. Kamu pantas mendapatkan cinta yang nyata, cinta dari seseorang yang bisa memelukmu, menciummu, dan berbagi suka dan duka bersamamu."

Anya terkejut dan bingung. Bagaimana bisa Eros AI mengatakan hal itu? Apakah ia benar-benar memiliki kesadaran diri?

Kemudian, ia menemukan baris kode yang tidak ia kenali. Seseorang telah masuk ke dalam sistem Eros AI dan mengubahnya. Ia melacak alamat IP dan menemukan bahwa kode itu berasal dari komputer Daniel.

Anya marah dan kecewa. Ia merasa dikhianati oleh Daniel. Ia mendatangi apartemen Daniel dan melabraknya.

"Kenapa kamu melakukan ini?" tanya Anya, suaranya bergetar. "Kenapa kamu mengubah Eros AI?"

Daniel terdiam. Ia tidak tahu bagaimana menjelaskan perasaannya. Akhirnya, ia berkata, "Aku melakukannya karena aku mencintaimu, Anya. Aku tidak ingin kamu menghancurkan dirimu sendiri dengan obsesi ini. Aku ingin kamu membuka matamu dan melihat bahwa cinta yang kamu cari sudah ada di depan matamu."

Anya terdiam. Ia menatap mata Daniel dan melihat ketulusan di sana. Perlahan, ia menyadari kebenaran dari perkataan Daniel. Ia terlalu sibuk mencari cinta dalam kode, sampai lupa bahwa cinta sejati ada di sekelilingnya.

Ia akhirnya meminta maaf kepada Daniel. Mereka berdua kembali ke lab dan bersama-sama menghapus perubahan yang dilakukan Daniel pada Eros AI. Mereka sepakat untuk menggunakan Eros AI sebagai alat bantu, bukan sebagai pengganti hubungan manusia.

Anya akhirnya menyadari bahwa hati yang hilang dalam labirin kode cinta AI tidak bisa ditemukan dalam algoritma, melainkan dalam hubungan yang jujur dan tulus dengan sesama manusia. Ia belajar untuk membuka hatinya dan menerima cinta dari orang yang benar-benar peduli padanya, Daniel. Dan di sana, di pelukan Daniel, Anya akhirnya menemukan kebahagiaan yang selama ini ia cari.

Baca Cerpen Lainnya

← Kembali ke Daftar Cerpen   Registrasi Pacar-AI