Upgrade Hati: Algoritma Cinta Atau Luka Permanen?

Dipublikasikan pada: 14 Nov 2025 - 00:40:17 wib
Dibaca: 134 kali
Aroma kopi memenuhi apartemen minimalis Anya, berpadu dengan dengung pelan dari server pribadinya yang selalu menyala. Di layar laptop, baris kode berkelebat, sebuah tarian rumit yang Anya pahami betul. Dia adalah seorang programmer ulung, dan proyek terbarunya adalah yang paling ambisius: "Upgrade Hati," sebuah algoritma untuk memprediksi kecocokan romantis.

Anya sudah lelah dengan kencan buta yang berakhir canggung, dan aplikasi kencan yang dipenuhi profil palsu. Dia percaya, data adalah kunci. Jika bisa menganalisis riwayat interaksi, preferensi, bahkan ekspresi wajah, dia bisa menciptakan algoritma yang mampu menemukan pasangan ideal dengan akurasi nyaris sempurna.

Selama berbulan-bulan, Anya membenamkan diri dalam lautan data. Dia mengumpulkan informasi dari teman-temannya, mengikuti studi psikologi, dan bahkan diam-diam menganalisis interaksinya sendiri dengan orang lain. Awalnya, itu hanya proyek ilmiah yang menarik. Namun, semakin dalam dia menyelam, semakin dia berharap algoritma ini bisa membantunya menemukan kebahagiaan yang selama ini terasa jauh.

Suatu malam, algoritma itu akhirnya selesai. Dengan jantung berdebar, Anya memasukkan datanya sendiri. Pertanyaan demi pertanyaan muncul di layar, menggali lebih dalam dari sekadar hobi dan preferensi musik. Pertanyaan-pertanyaan itu menyentuh inti keyakinan, impian, dan ketakutan terdalamnya.

Setelah selesai, algoritma itu bekerja. Garis-garis kode menari-nari, menghasilkan laporan yang tampak seperti ramalan masa depan. Di bagian paling atas, dengan huruf tebal, tertulis satu nama: "Rayan."

Anya terkejut. Rayan adalah rekan kerjanya, seorang desainer UI/UX yang selalu ceria dan penuh ide. Mereka sering berdebat tentang desain aplikasi, bertukar lelucon ringan di ruang makan siang, tetapi tidak pernah ada percikan romantis di antara mereka.

Anya skeptis. Mungkin ada kesalahan dalam algoritma. Mungkin data yang dimasukkannya tidak akurat. Tapi, rasa penasaran mengalahkan keraguannya. Dia memutuskan untuk memberikan algoritma itu kesempatan.

Esoknya, Anya mencoba berinteraksi dengan Rayan seperti yang direkomendasikan algoritma. Dia lebih memperhatikan apa yang dia katakan, tertawa pada leluconnya, dan bahkan menawarkan bantuan saat dia kesulitan dengan desain yang rumit.

Rayan tampak bingung dengan perubahan sikap Anya. Dia membalasnya dengan senyuman canggung dan kata-kata terima kasih. Perlahan tapi pasti, percikan mulai muncul. Mereka mulai makan siang bersama lebih sering, bertukar pesan di luar jam kerja, dan bahkan menghabiskan akhir pekan untuk menjelajahi kota.

Anya merasa bahagia. Algoritma itu benar. Rayan adalah orang yang tepat untuknya. Mereka memiliki minat yang sama, nilai-nilai yang selaras, dan daya tarik yang kuat. Semuanya terasa sempurna, seperti plot cerita romantis yang ditulis dengan indah.

Namun, ada satu hal yang mengganjal di benak Anya. Apakah Rayan benar-benar mencintainya, atau dia hanya merespons kode yang telah diprogram oleh algoritma? Apakah hubungan mereka nyata, atau hanya simulasi yang rumit?

Keraguan itu semakin menghantui Anya. Dia mulai menarik diri dari Rayan, mencoba menguji apakah perasaannya tulus atau hanya hasil dari manipulasi algoritma. Dia berhenti mengikuti rekomendasi algoritma, dan mulai bertindak sesuai dengan instingnya sendiri.

Rayan memperhatikan perubahan itu. Dia bertanya pada Anya apa yang salah, tetapi Anya hanya menjawab dengan alasan yang tidak jelas. Rayan merasa bingung dan terluka. Dia tidak mengerti mengapa Anya tiba-tiba menjauh darinya.

Suatu malam, Rayan datang ke apartemen Anya. Dia mengetuk pintu dengan ragu, wajahnya penuh kekhawatiran. Anya membuka pintu, menatapnya dengan perasaan bersalah.

"Anya, aku tidak mengerti apa yang terjadi," kata Rayan dengan suara pelan. "Aku merasa kita semakin dekat, tapi tiba-tiba kamu menjauh. Apa aku melakukan sesuatu yang salah?"

Anya terdiam sejenak, lalu memutuskan untuk jujur. Dia menceritakan tentang "Upgrade Hati," tentang algoritma yang dia ciptakan untuk menemukan pasangan ideal, dan tentang bagaimana algoritma itu menunjuk Rayan.

Rayan terkejut mendengar cerita Anya. Dia menatapnya dengan ekspresi campuran antara kekaguman dan kekecewaan.

"Jadi, semua ini karena algoritma?" tanya Rayan dengan suara serak. "Kamu tidak benar-benar mencintaiku? Kamu hanya mengikuti kode?"

Anya menggelengkan kepalanya dengan air mata berlinang. "Tidak, Rayan. Itu tidak benar. Awalnya, aku hanya mengikuti algoritma. Tapi, semakin aku mengenalmu, semakin aku jatuh cinta padamu. Perasaanku padamu nyata, Rayan. Sungguh."

Rayan terdiam sejenak, lalu menghela napas panjang. "Aku tidak tahu harus berkata apa, Anya. Aku merasa seperti kelinci percobaan dalam eksperimenmu. Aku merasa cintaku tidak dihargai."

"Aku tahu, Rayan. Aku tahu aku salah. Aku menyesal telah menyakitimu. Tapi, tolong percayalah padaku. Aku mencintaimu, bukan karena algoritma, tapi karena kamu adalah kamu."

Rayan menatap Anya dalam-dalam. Dia bisa melihat kejujuran di matanya. Dia bisa merasakan penyesalan yang tulus di hatinya.

"Aku butuh waktu untuk memikirkannya, Anya," kata Rayan akhirnya. "Aku butuh waktu untuk memutuskan apakah aku bisa memaafkanmu dan melupakan semua ini."

Rayan berbalik dan berjalan pergi, meninggalkan Anya yang berdiri terpaku di depan pintu. Anya merasa hatinya hancur berkeping-keping. Dia telah menciptakan algoritma untuk menemukan cinta, tetapi dia justru menghancurkan kesempatan untuk meraihnya.

Apakah Rayan akan memaafkannya? Apakah mereka akan bisa membangun kembali hubungan mereka? Atau, apakah "Upgrade Hati" hanya akan meninggalkan luka permanen di hati mereka berdua? Anya tidak tahu. Yang dia tahu, dia harus belajar untuk mempercayai hatinya sendiri, dan berhenti bergantung pada algoritma untuk mencari kebahagiaan. Cinta sejati tidak bisa diprogram. Cinta sejati harus dirasakan. Dan Anya, untuk pertama kalinya dalam hidupnya, siap untuk merasakan cinta itu, dengan segala risiko dan konsekuensinya.

Baca Cerpen Lainnya

← Kembali ke Daftar Cerpen   Registrasi Pacar-AI