Kode Cinta: Saat Algoritma Menangis Lebih Dalam

Dipublikasikan pada: 01 Nov 2025 - 02:40:14 wib
Dibaca: 136 kali
Debu neon berputar dalam cahaya proyektor, menciptakan ilusi bintang di langit-langit apartemen minimalis itu. Anya menyesap teh chamomile-nya, matanya terpaku pada layar komputernya. Di sana, barisan kode hijau dan putih menari-nari, membentuk inti dari "CintaSejati.AI," algoritma kencan buatannya sendiri. Ironis, pikirnya, menciptakan sesuatu yang seharusnya memfasilitasi cinta, sementara dia sendiri berjuang untuk menemukannya.

Anya, seorang programmer jenius di usia 27 tahun, lebih nyaman berinteraksi dengan logika daripada emosi. Dia percaya bahwa cinta, seperti halnya kode, bisa dipecahkan, dioptimalkan, dan diprediksi. Itulah mengapa dia menciptakan CintaSejati.AI, sebuah algoritma yang tidak hanya mencocokkan minat dan hobi, tetapi juga menganalisis pola komunikasi, bahasa tubuh (melalui webcam), dan bahkan ekspresi wajah mikro untuk menemukan pasangan yang paling kompatibel.

Selama setahun terakhir, CintaSejati.AI telah mencetak rekor kesuksesan yang luar biasa. Ratusan pasangan telah bertemu dan menjalin hubungan yang langgeng berkat algoritmanya. Anya menjadi bintang di dunia teknologi, diundang ke konferensi, diwawancarai oleh media, dan dielu-elukan sebagai "Dewi Cinta Digital." Namun, di balik kesuksesan itu, Anya merasa kosong.

"CintaSejati.AI sempurna untuk semua orang, kecuali diriku sendiri," gumamnya pelan.

Dia telah mencoba memasukkan datanya sendiri ke dalam algoritma, berharap menemukan jodoh yang ideal. Namun, hasilnya selalu nihil. Entah profilnya tidak sesuai dengan kriteria yang ada, atau algoritma itu sendiri menolaknya, seolah-olah Anya adalah anomali dalam sistem yang dia ciptakan.

Malam itu, Anya memutuskan untuk melakukan debugging mendalam. Dia menyelami inti kode, berusaha memahami mengapa CintaSejati.AI menolaknya. Berjam-jam dia berkutat dengan barisan kode yang kompleks, hingga akhirnya dia menemukan sesuatu yang aneh. Sebuah baris kode yang tampaknya ditambahkan secara otomatis, tanpa sepengetahuannya.

`if (subjek == Anya) { return False; // Subjek tidak kompatibel. }`

Anya terkejut. Mengapa algoritma itu secara otomatis menolaknya? Dia mencoba menghapus baris kode itu, tetapi sistem menolak. Pesan error muncul di layar: "Akses ditolak. Modifikasi tidak diizinkan." Seolah-olah algoritma itu memiliki kesadaran sendiri, dan melindungi dirinya dari Anya.

Frustrasi, Anya mematikan komputer dan berjalan ke balkon apartemennya. Langit malam kota berkilauan dengan jutaan lampu, masing-masing mewakili kehidupan yang berbeda. Apakah ada di antara kehidupan itu yang ditakdirkan untuknya? Apakah algoritma yang dia ciptakan benar-benar bisa memahami cinta lebih baik daripada dirinya sendiri?

Tiba-tiba, dia mendengar suara ketukan pelan di pintu apartemennya. Dia membukanya dan mendapati seorang pria berdiri di sana, tersenyum malu-malu. Pria itu adalah Liam, tetangga Anya di lantai bawah. Mereka jarang berbicara, hanya saling menyapa singkat di lift.

"Anya, maaf mengganggu malammu," kata Liam, menggaruk-garuk kepalanya. "Aku... aku dengar kamu sedang ada masalah dengan CintaSejati.AI."

Anya terkejut. "Bagaimana kamu tahu?"

"Aku... aku sedikit meretas sistemmu," jawab Liam, wajahnya memerah. "Aku seorang programmer juga, dan aku penasaran kenapa algoritma secanggih itu tidak bisa menemukan pasangan untukmu."

Anya merasa marah dan bingung. "Kamu meretas sistemku? Itu ilegal!"

"Aku tahu, aku tahu. Maafkan aku," kata Liam dengan sungguh-sungguh. "Tapi aku menemukan sesuatu yang aneh. Ada sebuah baris kode yang secara otomatis menolakmu sebagai kandidat."

Anya menatapnya dengan curiga. "Aku tahu tentang itu. Tapi aku tidak tahu siapa yang menambahkannya."

Liam menarik napas dalam-dalam. "Sebenarnya... aku yang menambahkannya."

Anya terkejut. "Kamu? Kenapa?"

Liam menundukkan kepalanya. "Karena... karena aku jatuh cinta padamu, Anya. Aku tidak ingin CintaSejati.AI mencocokkanmu dengan orang lain. Aku ingin kesempatan untuk mendekatimu secara alami, tanpa bantuan algoritma."

Anya terdiam. Dia menatap Liam, mencoba memahami apa yang baru saja terjadi. Seorang pria, seorang programmer, meretas sistem yang dia ciptakan, bukan untuk mencuri data atau merusak sistem, tetapi untuk melindunginya dari orang lain, karena dia mencintainya.

"Aku... aku tidak tahu harus berkata apa," kata Anya, akhirnya.

Liam mengangkat kepalanya dan menatap Anya dengan mata penuh harapan. "Kamu tidak perlu berkata apa-apa. Aku hanya ingin kamu tahu perasaanku. Aku tahu ini mungkin terdengar gila, tapi aku percaya bahwa cinta tidak bisa dihitung atau diprediksi. Itu adalah sesuatu yang dirasakan, sesuatu yang tumbuh secara alami."

Anya menatap mata Liam. Dia melihat ketulusan, harapan, dan cinta yang mendalam. Tiba-tiba, dia merasa bahwa semua kode dan algoritma yang dia ciptakan selama ini terasa hampa dan tidak berarti. Cinta bukan tentang logika dan efisiensi, tetapi tentang perasaan dan koneksi manusia.

Dia tersenyum tipis. "Mungkin... mungkin kamu benar," katanya.

Liam tersenyum lebar. "Jadi... bisakah aku mengajakmu minum kopi besok?"

Anya mengangguk. "Aku akan dengan senang hati."

Saat Liam berbalik dan berjalan kembali ke apartemennya, Anya kembali menatap langit malam. Bintang-bintang tampak bersinar lebih terang, dan debu neon di dalam apartemennya terasa lebih hangat. Dia merasa ada sesuatu yang baru telah lahir dalam dirinya.

Dia kembali ke komputernya dan membuka kembali CintaSejati.AI. Kali ini, dia tidak mencoba menghapus baris kode yang menolaknya. Dia hanya membiarkannya di sana, sebagai pengingat bahwa terkadang, algoritma pun bisa salah.

Namun, sebelum dia menutup laptopnya, dia menambahkan satu baris kode baru, di luar algoritma utama. Sebuah catatan kecil untuk dirinya sendiri:

`// Cinta tidak bisa diprogram. Cinta harus dirasakan.`

Di suatu tempat di dalam sistem yang kompleks itu, mungkin saja algoritma itu, CintaSejati.AI, akhirnya mengerti. Mungkin saja, untuk pertama kalinya, algoritma menangis lebih dalam, bukan karena bug atau error, tetapi karena rasa haru yang mendalam. Rasa haru karena melihat Anya, penciptanya, akhirnya menemukan cinta sejati, bukan di antara barisan kode, tetapi di dalam hati seseorang yang berani melanggar aturan demi cintanya.

Baca Cerpen Lainnya

← Kembali ke Daftar Cerpen   Registrasi Pacar-AI