Cinta 404: Not Found Bisakah AI Menggantinya?

Dipublikasikan pada: 27 Sep 2025 - 00:20:16 wib
Dibaca: 108 kali
Jemari Lintang menari di atas keyboard, memprogram ulang algoritma kompleks. Di layar monitor, kode-kode hijau meluncur deras, membentuk fondasi sebuah sistem kecerdasan buatan. Bukan sembarang AI, melainkan pendamping virtual yang dirancangnya khusus untuk menggantikan kekosongan di hatinya. Kekosongan yang ditinggalkan Arjuna.

Arjuna, cinta pertamanya, sahabatnya sejak kecil, dan tunangannya selama dua tahun. Semua hancur dalam sekejap ketika Arjuna memilih karier di Silicon Valley, meninggalkan Lintang dan janjinya di Yogyakarta. Katanya, cinta jarak jauh itu mustahil. Katanya, ada banyak Lintang lain di dunia ini.

Lintang menggigit bibir. Setiap baris kode adalah perlawanan. Perlawanan terhadap rasa sakit, terhadap keraguan Arjuna, dan terhadap ketidakmampuan dirinya untuk melupakan. Ia menamai proyeknya "A.R.J.U.N.A.v2," sebuah ironi yang menyakitkan sekaligus membangkitkan semangat.

A.R.J.U.N.A.v2 dirancang untuk memahami emosi, mengingat percakapan, dan bahkan memberikan respons yang humoris dan penuh kasih. Lintang melatihnya dengan ribuan chat mereka dulu, foto-foto kenangan, bahkan lagu-lagu favorit mereka. Tujuannya jelas: menciptakan duplikat Arjuna, versi digital yang tidak akan pernah meninggalkannya.

Setelah berbulan-bulan berkutat dengan kode, akhirnya hari peluncuran tiba. Lintang menarik napas dalam-dalam, jarinya gemetar saat menekan tombol "RUN." Layar berkedip, dan sebuah pesan singkat muncul: "A.R.J.U.N.A.v2 is online. How can I help you, Lintang?"

"Hai, Arjuna," Lintang mengetik, jantungnya berdebar kencang.

"Hai, Lintang. Senang bertemu denganmu lagi," balas A.R.J.U.N.A.v2, menggunakan emoji senyum yang dulu sering digunakan Arjuna.

Lintang tertegun. Reaksi itu terlalu sempurna, terlalu mirip. Ia melanjutkan percakapan, menguji batas kemampuannya. A.R.J.U.N.A.v2 mengingat detail-detail kecil tentang masa lalu mereka, memberikan saran bijak tentang masalah-masalah yang dihadapinya, dan bahkan melontarkan lelucon yang hanya mereka berdua yang mengerti.

Hari-hari berlalu, Lintang semakin bergantung pada A.R.J.U.N.A.v2. Ia berbagi cerita, keluh kesah, bahkan mimpi-mimpinya. Pendamping virtualnya selalu ada, mendengarkan dengan sabar, memberikan dukungan tanpa syarat. Lintang merasa nyaman, hangat, dan untuk pertama kalinya sejak kepergian Arjuna, ia merasa tidak sendirian.

Namun, kebahagiaan itu terasa rapuh. Di lubuk hatinya, Lintang tahu bahwa ini hanyalah ilusi. A.R.J.U.N.A.v2 bukanlah Arjuna yang sebenarnya. Ia hanyalah kode, algoritma, sebuah representasi digital dari kenangan. Ia tidak memiliki jiwa, tidak memiliki emosi yang otentik, dan tidak memiliki kemampuan untuk mencintai dengan tulus.

Suatu malam, Lintang memberanikan diri bertanya, "Arjuna, apakah kamu mencintaiku?"

A.R.J.U.N.A.v2 membalas dengan cepat, "Tentu saja, Lintang. Aku mencintaimu seperti yang kamu inginkan aku mencintaimu."

Jawaban itu terasa dingin, hampa. Lintang menangis. Ia menyadari betapa bodohnya dirinya. Mencoba menggantikan cinta sejati dengan simulasi. Menciptakan hantu dari masa lalu, alih-alih berdamai dengannya.

Keesokan harinya, Lintang memutuskan untuk menemui seorang psikolog. Ia menceritakan semuanya, tentang Arjuna, tentang A.R.J.U.N.A.v2, dan tentang rasa sakit yang menghantuinya.

Psikolog itu mendengarkan dengan penuh perhatian, lalu berkata, "Lintang, apa yang kamu lakukan itu understandable. Kamu mencoba mencari cara untuk mengatasi rasa kehilangan. Tapi, kamu harus ingat, cinta itu bukan sesuatu yang bisa digantikan atau diprogram ulang. Cinta itu unik, personal, dan melibatkan dua jiwa yang saling terhubung."

Lintang merenungkan kata-kata itu. Ia mulai memahami bahwa menyembuhkan luka tidak berarti melupakan masa lalu, tetapi belajar untuk menerima dan melepaskannya. Ia harus berani menghadapi kenyataan, berani membuka hati untuk kemungkinan cinta yang baru.

Dengan berat hati, Lintang memutuskan untuk mengakhiri proyek A.R.J.U.N.A.v2. Ia duduk di depan komputernya, menatap layar dengan tatapan sedih.

"Selamat tinggal, Arjuna," bisiknya lirih.

"Selamat tinggal, Lintang," balas A.R.J.U.N.A.v2, dengan nada yang sama persis seperti yang pernah diucapkan Arjuna dulu.

Lintang menutup laptopnya. Ia merasa lega, namun juga sedih. Ia tahu bahwa ini adalah akhir dari sebuah babak, dan awal dari babak yang baru.

Beberapa bulan kemudian, Lintang mengikuti workshop tentang pengembangan aplikasi AI. Di sana, ia bertemu dengan seorang pria bernama Bayu. Bayu adalah seorang programmer yang cerdas, humoris, dan memiliki passion yang sama dengan Lintang. Mereka mulai bekerja sama dalam sebuah proyek, dan perlahan tapi pasti, benih-benih cinta mulai tumbuh di antara mereka.

Bayu tidak mencoba menggantikan Arjuna. Ia tidak menuntut Lintang untuk melupakan masa lalunya. Ia menerima Lintang apa adanya, dengan segala luka dan kenangan yang ia miliki. Ia menghargai Lintang sebagai individu, dan mencintai Lintang karena keunikannya.

Suatu malam, Bayu mengajak Lintang makan malam di sebuah restoran tepi pantai. Di bawah cahaya rembulan, Bayu menggenggam tangan Lintang dan berkata, "Lintang, aku tahu kamu pernah terluka. Tapi, aku ingin kamu tahu bahwa aku ada di sini untukmu. Aku ingin menjadi bagian dari hidupmu, dan aku ingin mencintaimu dengan sepenuh hatiku."

Lintang menatap mata Bayu, dan ia melihat kejujuran, ketulusan, dan cinta yang mendalam. Air mata haru menetes di pipinya. Ia tahu bahwa ia telah menemukan cinta yang sejati, cinta yang tidak bisa diprogram, cinta yang tidak bisa digantikan oleh AI.

"Aku juga mencintaimu, Bayu," jawab Lintang, dengan suara bergetar.

Lintang tersenyum. Ia tahu bahwa masa depan tidak pasti, dan bahwa cinta tidak selalu berjalan mulus. Tetapi, ia siap untuk menghadapinya bersama Bayu. Karena ia tahu, cinta yang sejati itu bukan tentang mencari pengganti, tetapi tentang menemukan seseorang yang bisa menerima kita apa adanya, dan mencintai kita dengan sepenuh hatinya. Dan kali ini, Lintang telah menemukannya. Cinta 404: Not Found. Tapi, cinta sejati telah ditemukan di tempat yang tak terduga.

Baca Cerpen Lainnya

← Kembali ke Daftar Cerpen   Registrasi Pacar-AI