Algoritma Galau: Hapus Kenangan atau Instal Cinta Baru?

Dipublikasikan pada: 30 May 2025 - 19:06:14 wib
Dibaca: 166 kali
Jemari Risa menari di atas keyboard, menciptakan baris-baris kode yang rumit. Di balik kacamatanya, terpancar fokus yang mendalam, seolah ia sedang mengurai benang kusut di dalam otaknya sendiri. Di layar laptopnya, terpampang program yang sedang ia rancang: “Nostalgia Eraser 3.0”. Sebuah aplikasi yang menjanjikan untuk menghapus kenangan pahit, atau setidaknya meminimalisir dampaknya.

Risa, seorang software engineer muda yang brilian, mendapati dirinya berada di persimpangan jalan. Setahun lalu, ia patah hati. Bukan patah hati biasa, melainkan patah hati yang menghancurkan dunianya hingga berkeping-keping. Dan penyebabnya adalah Ardi, mantan pacarnya yang juga seorang engineer di perusahaan yang sama. Ardi, dengan senyum menawannya dan kecerdasan yang sepadan dengan Risa, telah mencuri hatinya, membangun istana cinta, lalu meninggalkannya begitu saja demi wanita lain.

Kenangan tentang Ardi menghantuinya setiap hari. Di kantor, ia selalu berusaha menghindarinya. Suara tawanya, aroma parfumnya, bahkan bayangannya saja sudah cukup untuk membuat Risa bergidik. Di rumah, ia mengurung diri, tenggelam dalam lautan algoritma dan baris kode, berusaha mencari pelarian dari kenyataan yang pahit.

Maka lahirlah “Nostalgia Eraser”. Awalnya hanya proyek iseng, sebuah cara untuk melampiaskan frustrasinya. Namun, seiring berjalannya waktu, proyek itu berkembang menjadi sesuatu yang lebih serius. Risa terobsesi untuk menciptakan sebuah program yang benar-benar mampu menghapus kenangan. Ia mempelajari neurosains, psikologi, dan tentu saja, algoritma yang paling canggih.

“Risa, kamu lembur lagi?”

Suara lembut itu membuyarkan konsentrasinya. Risa menoleh dan mendapati Bayu berdiri di ambang pintu ruang kerjanya. Bayu, teman sekantor yang selalu ada untuknya. Sosoknya tenang, perhatian, dan selalu memberikan dukungan tanpa syarat.

“Bayu? Belum pulang?” tanya Risa, berusaha menyembunyikan kelelahannya.

Bayu tersenyum tipis. “Aku khawatir sama kamu. Kamu terlalu keras pada diri sendiri. Proyek ini… apa benar ini yang kamu inginkan?”

Risa menghela napas. “Aku hanya ingin melupakan Ardi, Bayu. Aku ingin semua ini berakhir.”

Bayu mendekat dan duduk di kursi di samping Risa. “Aku tahu, Risa. Tapi apa kamu yakin menghapus kenangan adalah solusi terbaik? Bukankah kenangan, baik atau buruk, adalah bagian dari diri kita? Mereka membentuk kita, mengajari kita, membuat kita menjadi lebih kuat.”

Risa terdiam. Kata-kata Bayu menohok hatinya. Ia tahu Bayu benar. Tapi ia juga terlalu lelah untuk terus-menerus merasakan sakit.

“Aku tidak tahu, Bayu. Aku hanya ingin semua ini hilang.”

Bayu menggenggam tangan Risa, tatapannya tulus dan penuh pengertian. “Risa, kamu tidak perlu menghapus kenangan untuk bisa melanjutkan hidup. Kamu hanya perlu belajar menerimanya, memaafkan dirimu sendiri, dan membuka hatimu untuk kemungkinan baru.”

Malam itu, Risa tidak bisa tidur. Kata-kata Bayu terus terngiang di telinganya. Ia memandangi layar laptopnya, menatap kode-kode “Nostalgia Eraser” dengan perasaan campur aduk. Ia menyadari bahwa program itu sebenarnya bukan tentang menghapus kenangan, melainkan tentang menghindarinya. Ia telah berusaha lari dari rasa sakit, bukannya menghadapinya.

Keesokan harinya, Risa datang ke kantor dengan tekad baru. Ia menemui Ardi. Jantungnya berdebar kencang, tapi ia berusaha untuk tetap tenang.

“Ardi, bisa bicara sebentar?”

Ardi menoleh, raut wajahnya terkejut. “Risa? Ada apa?”

Risa menarik napas dalam-dalam. “Aku hanya ingin mengatakan… aku sudah memaafkanmu. Aku tidak akan pernah bisa melupakanmu, tapi aku tidak akan membiarkan kenangan tentangmu menghancurkan hidupku. Aku ingin melanjutkan hidupku.”

Ardi tampak lega. “Terima kasih, Risa. Aku… aku minta maaf atas semua yang telah terjadi.”

Risa mengangguk. “Tidak apa-apa. Yang penting sekarang, kita bisa berdamai dengan masa lalu.”

Setelah berbicara dengan Ardi, Risa merasa beban berat terangkat dari pundaknya. Ia merasa lebih ringan, lebih bebas. Ia kembali ke ruang kerjanya dan membuka kembali proyek “Nostalgia Eraser”. Namun, kali ini, ia tidak lagi berniat untuk menghapus kenangan. Ia ingin mengubah fungsinya, menjadikannya alat untuk membantu orang lain memproses emosi mereka, untuk menerima masa lalu mereka, dan untuk membuka diri terhadap masa depan.

Ia menambahkan fitur baru: “Memory Reconstructor”. Fitur ini berfungsi untuk menganalisis kenangan yang menyakitkan, mengidentifikasi sumber rasa sakitnya, dan membantu pengguna membangun kembali perspektif yang lebih positif. Ia juga menambahkan fitur “Future Planner”, yang membantu pengguna menetapkan tujuan baru dan merencanakan langkah-langkah untuk mencapainya.

Risa menyadari bahwa cinta sejati bukanlah tentang menghapus kenangan, melainkan tentang menciptakan kenangan baru yang lebih indah. Dan mungkin, cinta itu sudah ada di dekatnya, tersembunyi di balik perhatian dan dukungan Bayu.

Suatu sore, setelah bekerja hingga larut malam, Bayu kembali menemui Risa.

“Risa, kamu tahu? Aku selalu mengagumimu. Bukan hanya karena kecerdasanmu, tapi juga karena ketegaranmu.”

Risa tersenyum. “Terima kasih, Bayu. Kamu selalu ada untukku.”

Bayu mendekat dan menggenggam tangan Risa. “Risa, aku tahu ini mungkin terlalu cepat, tapi… maukah kamu memberiku kesempatan untuk membahagiakanmu?”

Risa terdiam, menatap mata Bayu yang penuh dengan ketulusan. Hatinya berdebar kencang. Ia tahu, ini adalah kesempatan untuk memulai babak baru dalam hidupnya.

“Ya, Bayu. Aku mau.”

Bayu tersenyum lebar, lalu memeluk Risa dengan erat. Di dalam pelukan Bayu, Risa merasa aman, nyaman, dan dicintai. Ia menyadari bahwa cinta baru telah diinstal di dalam hatinya, menggantikan kesedihan dan kekecewaan di masa lalu. Algoritma galau telah menemukan solusinya: bukan menghapus kenangan, melainkan menginstal cinta baru. Dan Risa siap untuk memulai petualangan barunya, bersama Bayu di sisinya.

Baca Cerpen Lainnya

← Kembali ke Daftar Cerpen   Registrasi Pacar-AI