Jari-jari Anya menari di atas keyboard, memecahkan serangkaian kode rumit yang ditampilkan di layar monitornya. Cahaya biru redup menerangi wajahnya yang serius, memperjelas lingkaran hitam di bawah matanya. Sudah tiga hari Anya terjebak dalam misi ini: menembus sistem keamanan "Cinta Sejati Algoritmik," sebuah aplikasi kencan revolusioner yang katanya mampu menemukan pasangan hidup dengan akurasi 99,9%.
Anya bukan mencari cinta. Ia seorang jurnalis investigasi lepas, dan "Cinta Sejati Algoritmik" adalah target terbarunya. Desas-desus beredar bahwa aplikasi itu tidak se-aman yang diklaim, bahwa data pengguna diperjualbelikan dan profil dimanipulasi demi keuntungan perusahaan. Anya ingin membuktikannya.
Ia sudah berhasil melewati beberapa lapisan keamanan, tetapi benteng terakhir – enkripsi quantum yang kompleks – terasa seperti tembok baja. Frustrasi, Anya mengacak-acak rambutnya yang diikat asal-asalan. "Sialan," gumamnya, "Siapa sih jenius yang menciptakan sistem ini?"
Tiba-tiba, sebuah pesan muncul di layar: "Butuh bantuan?"
Anya terkejut. Ia segera memeriksa jaringannya, memastikan tidak ada celah keamanan yang memungkinkan orang lain masuk. "Siapa ini?" ketiknya dengan cepat.
Balasan muncul hampir seketika: "Seorang teman. Atau mungkin, seorang rival. Tergantung bagaimana kau melihatnya."
Anya curiga. Ini bisa jadi jebakan. Tapi rasa penasarannya lebih besar daripada rasa takutnya. "Rival untuk apa?"
"Untuk memecahkan kode ini, tentu saja. Aku tahu kau sedang berusaha menembus 'Cinta Sejati Algoritmik'."
Anya terdiam. Bagaimana orang ini tahu? Ia mencoba melacak alamat IP pengirim, tetapi hasilnya nihil. "Siapa kau sebenarnya?"
"Panggil saja aku 'Cipher'. Aku juga punya masalah dengan 'Cinta Sejati Algoritmik'."
Anya ragu-ragu. Bekerja sama dengan orang asing, apalagi seorang peretas misterius, sangat berisiko. Tapi ia sudah kehabisan akal. "Apa yang kau inginkan?"
"Kerja sama. Aku akan membantumu menembus sistem, dan kau akan membantuku mengungkap kebenaran tentang perusahaan di balik aplikasi ini."
Anya berpikir sejenak. Tawaran ini terlalu bagus untuk ditolak. "Baiklah. Tapi aku yang pegang kendali."
"Deal."
Sejak saat itu, Anya dan Cipher bekerja sama. Cipher membimbing Anya melalui labirin kode quantum, memberikan petunjuk dan solusi yang sebelumnya tidak terpikirkan olehnya. Anya merasa seperti sedang belajar lagi, dan ia mengakui bahwa Cipher jauh lebih ahli darinya.
Selama berjam-jam bekerja bersama, mereka saling bertukar informasi tentang diri mereka sendiri – tidak terlalu detail, hanya cukup untuk membangun kepercayaan. Anya tahu Cipher adalah seorang programmer berbakat yang memiliki dendam pribadi terhadap "Cinta Sejati Algoritmik." Ia tidak tahu apa alasannya, dan Cipher tidak mau mengungkapkannya.
Anya, di sisi lain, menceritakan tentang misinya sebagai jurnalis, tentang keinginannya mengungkap kebenaran dan melindungi orang-orang yang tidak bersalah. Ia merasa Cipher mengerti, bahwa mereka memiliki tujuan yang sama, meskipun alasan mereka berbeda.
Semakin lama mereka bekerja bersama, semakin Anya merasakan sesuatu yang aneh bersemi di dalam hatinya. Ia tertarik pada kecerdasan Cipher, pada humornya yang sinis, dan pada kepribadiannya yang misterius. Ia menyadari bahwa ia jatuh cinta pada pria yang belum pernah ia temui, pria yang hanya ia kenal lewat barisan kode dan pesan-pesan singkat.
Akhirnya, setelah kerja keras selama berhari-hari, mereka berhasil menembus sistem keamanan "Cinta Sejati Algoritmik." Anya terkejut dengan apa yang ia temukan. Desas-desus itu benar. Perusahaan itu memang memperjualbelikan data pengguna, memanipulasi profil untuk mencocokkan orang-orang yang memiliki kepentingan finansial dengan perusahaan itu, dan bahkan membuat profil palsu untuk meningkatkan popularitas aplikasi.
Anya bertekad untuk mengungkap kebenaran ini kepada publik. Tapi sebelum ia bisa melakukannya, Cipher mengiriminya sebuah pesan: "Ada satu hal lagi yang harus kau tahu."
Cipher mengungkapkan bahwa "Cinta Sejati Algoritmik" didirikan oleh mantan pacarnya, seorang ilmuwan komputer ambisius yang meninggalkannya demi kekayaan dan kekuasaan. Cipher ingin menghancurkan perusahaan itu, bukan hanya karena ia telah memanfaatkan data pengguna, tetapi juga karena ia telah menghancurkan hatinya.
Anya terkejut dan merasa simpati pada Cipher. Ia mengerti rasa sakitnya, rasa dikhianati oleh orang yang dicintai. Ia ingin membantunya, bukan hanya mengungkap kebenaran, tetapi juga membalas dendam.
Bersama-sama, Anya dan Cipher merilis bukti tentang kecurangan "Cinta Sejati Algoritmik" kepada publik. Skandal itu meledak. Saham perusahaan anjlok, dan CEO-nya mengundurkan diri. Mantan pacar Cipher diadili dan dihukum karena penipuan dan pelanggaran privasi.
Setelah semuanya berakhir, Anya mengirimkan pesan kepada Cipher: "Terima kasih. Aku tidak akan bisa melakukannya tanpamu."
"Aku juga," balas Cipher. "Tapi ini bukan akhir dari segalanya. Ini baru permulaan."
"Permulaan untuk apa?" tanya Anya.
"Untuk kita."
Anya tersenyum. Ia tahu apa yang dimaksud Cipher. Mereka telah mencuri kode, tetapi mereka juga telah mencuri cinta. Mereka telah menemukan satu sama lain di dunia maya, di antara barisan kode dan algoritma, dan mereka siap untuk bertemu di dunia nyata.
Mereka sepakat untuk bertemu di sebuah kafe kecil di pusat kota. Anya gugup, tetapi ia juga bersemangat. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi, tetapi ia tahu bahwa ia telah menemukan sesuatu yang istimewa.
Ketika Anya tiba di kafe, ia melihat seorang pria duduk di meja dekat jendela. Pria itu sedang menatap layar laptopnya, jari-jarinya menari di atas keyboard. Anya mengenalinya. Itu adalah Cipher.
Anya menarik napas dalam-dalam dan berjalan mendekat. Cipher mendongak, dan matanya bertemu dengan mata Anya. Ia tersenyum.
"Anya?" tanyanya.
"Cipher," jawab Anya.
Mereka saling menatap sejenak, seolah-olah sedang mencoba untuk mencerna kenyataan bahwa mereka akhirnya bertemu. Kemudian, Cipher berdiri dan memeluk Anya dengan erat.
"Aku senang bisa bertemu denganmu," bisiknya.
"Aku juga," balas Anya.
Mereka duduk dan berbicara selama berjam-jam, saling menceritakan tentang diri mereka sendiri, tentang mimpi mereka, dan tentang masa depan yang ingin mereka bangun bersama. Mereka menyadari bahwa mereka memiliki banyak kesamaan, bahwa mereka ditakdirkan untuk bertemu.
Di kafe itu, di antara aroma kopi dan obrolan orang-orang, Anya dan Cipher memulai babak baru dalam hidup mereka, babak yang penuh dengan cinta, petualangan, dan kemungkinan tanpa batas. Mereka adalah peretas hati, yang telah mencuri kode dan mencuri cinta, dan mereka siap untuk menghadapi dunia bersama-sama.