Hati yang Diunggah: Cinta Digital, Kenangan yang Dibajak?

Dipublikasikan pada: 11 Aug 2025 - 02:40:12 wib
Dibaca: 217 kali
Kilau layar ponsel memantul di mata Anya. Jari-jarinya lincah menari di atas keyboard virtual, mengetik baris-baris kode untuk aplikasi terbarunya: "MemoriVerse," sebuah platform yang memungkinkan penggunanya mengunggah kenangan mereka dalam bentuk visual dan audio interaktif. Ia menyebutnya kotak Pandora digital, tempat semua emosi dan pengalaman disimpan rapi dalam server awan.

Anya tersenyum pahit. Kotak Pandora. Ironis sekali, pikirnya. Ia, si pencipta, justru kesulitan mengakses kenangan yang benar-benar ia inginkan. Kenangan tentang Leo.

Lima tahun lalu, Anya dan Leo adalah dua kutu buku yang dipertemukan oleh algoritma kampus. Leo, si jenius AI yang canggung, dan Anya, si pemrogram ulung dengan jiwa seni yang tersembunyi. Mereka menghabiskan malam-malam panjang di depan komputer, saling bertukar ide dan tawa di sela-sela barisan kode yang rumit. Cinta mereka tumbuh perlahan, seperti pohon bonsai yang dirawat dengan telaten.

Namun, kebahagiaan itu terlalu rapuh. Leo, dengan ambisi yang membara, menerima tawaran dari perusahaan teknologi raksasa di Silicon Valley. Ia berjanji akan kembali setelah menstabilkan kariernya. Anya percaya. Ia rela menunggu.

Tapi waktu berlalu terlalu cepat. Leo semakin tenggelam dalam dunia kerjanya, dan komunikasi mereka semakin jarang. Hingga suatu hari, Anya menerima pesan singkat yang dingin dan formal: "Kita harus mengakhiri ini." Tanpa penjelasan, tanpa kesempatan. Leo menghilang dari hidupnya, meninggalkan Anya dengan hati yang hancur dan kenangan yang terasa seperti debu.

Anya menggigit bibirnya, berusaha mengusir air mata yang mengancam tumpah. Ia benci kelemahannya. Ia benci fakta bahwa ia masih merindukan Leo, meskipun sudah bertahun-tahun berlalu.

Tiba-tiba, notifikasi muncul di layar ponselnya. Sebuah pesan dari akun anonim di MemoriVerse.

"Selamat atas peluncuran MemoriVerse, Anya. Ide yang brilian. Tapi hati-hati, kenangan bisa dibajak, loh."

Anya mengerutkan kening. Siapa ini? Ancaman macam apa ini? Ia mencoba melacak pengirim pesan tersebut, tetapi akun itu terlindungi dengan enkripsi berlapis. Rasa penasaran dan khawatir bercampur aduk dalam benaknya.

Beberapa hari kemudian, kejadian aneh mulai terjadi. Pengguna MemoriVerse melaporkan bahwa kenangan mereka dimanipulasi. Foto-foto diganti, audio diedit, bahkan seluruh narasi kenangan diubah. Panik melanda platform tersebut. Anya dan timnya bekerja siang dan malam untuk mencari sumber masalah, tetapi mereka menemui jalan buntu.

Anya merasa ada sesuatu yang lebih besar di balik semua ini. Ini bukan hanya sekadar peretasan biasa. Ini adalah serangan yang terencana dan terarah. Dan ia menduga, semua ini berhubungan dengan pesan anonim yang ia terima.

Di tengah kekacauan itu, Anya menerima pesan lagi dari akun anonim yang sama.

"Ingat Leo? Dia punya kenangan yang ingin diungkapkan padamu. Cari dia."

Jantung Anya berdebar kencang. Leo? Apa hubungannya Leo dengan semua ini? Apakah ia dalang di balik peretasan MemoriVerse? Atau justru ia adalah korban?

Tanpa ragu, Anya memutuskan untuk mencari Leo. Ia menggunakan semua koneksi dan sumber daya yang ia miliki untuk melacak keberadaannya. Setelah beberapa hari pencarian yang melelahkan, ia akhirnya menemukan Leo di sebuah laboratorium penelitian di pinggiran kota San Francisco.

Ketika Anya memasuki laboratorium itu, ia melihat Leo sedang duduk di depan komputer, wajahnya pucat dan tegang. Ia tampak lebih kurus dan rambutnya lebih panjang dari terakhir kali Anya melihatnya.

"Leo?" panggil Anya dengan suara bergetar.

Leo menoleh, matanya membulat karena terkejut. "Anya? Apa yang kau lakukan di sini?"

"Aku... aku ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi," jawab Anya, mencoba menenangkan dirinya. "MemoriVerse diretas, dan aku mendapat pesan yang menyuruhku mencarimu."

Leo menghela napas panjang. "Ini rumit, Anya. Sangat rumit."

Kemudian, Leo menceritakan semuanya. Setelah bergabung dengan perusahaan teknologi itu, ia menemukan bahwa mereka sedang mengembangkan teknologi kontroversial: manipulasi memori. Mereka menggunakan AI untuk mengubah dan menghapus kenangan manusia. Leo menolak untuk terlibat, tetapi ia diancam dan dipaksa untuk bekerja. Ia merasa bersalah karena telah meninggalkan Anya, dan ia ingin memperbaikinya.

Leo menggunakan keahliannya untuk menyabotase proyek tersebut. Ia menciptakan celah keamanan di MemoriVerse, dengan harapan dapat membongkar kejahatan perusahaan itu. Pesan anonim yang dikirim ke Anya adalah cara Leo untuk menarik perhatiannya dan meminta bantuannya.

"Aku membajak kenangan di MemoriVerse untuk menunjukkan betapa berbahayanya teknologi ini," kata Leo dengan nada menyesal. "Aku tahu aku salah, Anya. Aku seharusnya tidak melibatkanmu dalam masalah ini."

Anya terdiam. Ia tidak tahu apa yang harus ia katakan. Ia marah, kecewa, tetapi juga lega karena Leo akhirnya kembali ke dalam hidupnya.

"Kenapa kau tidak mengatakan yang sebenarnya padaku sejak awal?" tanya Anya dengan suara lirih.

"Aku takut," jawab Leo. "Aku takut kau tidak akan percaya padaku. Aku takut kau akan membenciku."

Anya mendekati Leo dan meraih tangannya. "Aku selalu percaya padamu, Leo. Dan aku tidak pernah membencimu."

Mereka berdua bekerja sama untuk membongkar kejahatan perusahaan teknologi itu. Dengan bantuan Anya, Leo berhasil mengumpulkan bukti-bukti yang kuat dan menyerahkannya kepada pihak berwenang. Para pelaku ditangkap, dan MemoriVerse dipulihkan.

Anya dan Leo kembali bersama. Mereka belajar dari kesalahan masa lalu dan membangun kembali cinta mereka dengan fondasi yang lebih kuat. Mereka menyadari bahwa kenangan adalah harta yang berharga, dan harus dijaga dengan hati-hati. Mereka berjanji untuk tidak pernah lagi membiarkan teknologi memisahkan mereka.

Anya memandang Leo, senyumnya merekah. Hatinya yang dulu hancur, kini telah utuh kembali. Cinta digital mereka mungkin sempat terputus, namun kenangan yang tulus tidak pernah bisa dibajak sepenuhnya. Kenangan itu selalu ada, terukir dalam jiwa mereka, menunggu untuk diungkapkan kembali.

Baca Cerpen Lainnya

← Kembali ke Daftar Cerpen   Registrasi Pacar-AI