Di layar kaca, bias mentari senja,
Kursor berkedip, menunggu aksara.
Jari menari, lincah mengetik nama,
Sebuah algoritma, awal mula cerita.
Cinta hadir, bukan lewat tatap mata,
Bukan pula bisikan di bawah rembulan purnama.
Namun kode biner, terangkai sempurna,
Membangun jembatan, di antara dua jiwa.
Profil terpampang, serangkaian informasi,
Hobi, minat, impian, dan aspirasi.
Filter menyeleksi, ketertarikan bersemi,
Sebuah kecocokan, bagai melodi.
Pesan terkirim, bagai anak panah lepas,
Menembus sunyi, di dunia maya yang luas.
Balasan tiba, hati berdebar keras,
Dialog tercipta, sebuah interaksi khas.
Emotikon hadir, pengganti senyum malu,
Stiker melukiskan, perasaan yang membiru.
Gawai berdering, bagai lonceng waktu,
Menandai hadirnya, dirimu di hidupku.
Malam berlalu, dalam obrolan panjang,
Saling berbagi, cerita dan harapan.
Kisah masa lalu, terungkap perlahan,
Membangun kepercayaan, fondasi hubungan.
Algoritma bekerja, tak kenal lelah jemu,
Mencari korelasi, di antara aku dan kamu.
Rekomendasi film, musik, hingga buku,
Semakin mendekatkan, dua hati yang terpaku.
Namun dunia maya, tak selalu indah semata,
Ada jurang pemisah, di antara kata dan fakta.
Kewaspadaan perlu, agar tak terluka,
Oleh janji palsu, atau wajah bermuka dua.
Keraguan hadir, bagai bayangan kelam,
Apakah ini nyata, ataukah hanya karam?
Butuh keberanian, tuk melangkah ke depan,
Bertemu langsung, menepis segala keraguan.
Kopi di kafe, menjadi saksi bisu,
Pertemuan pertama, yang mendebarkan kalbu.
Senyummu merekah, bagai bunga di taman,
Menghapus keraguan, yang sempat menghantam.
Sentuhan digital, kini berganti nyata,
Genggaman tangan, terasa begitu berharga.
Mata bertemu mata, tak lagi terhalang kaca,
Cinta berkembang, di alam semesta.
Algoritma cinta, telah mengantarkan kita,
Dari dunia maya, menuju dunia nyata.
Namun kisah asmara, tak berhenti di sana,
Perjalanan panjang, baru saja bermula.
Mimpi asmara, terajut perlahan pasti,
Dengan kejujuran, dan saling mengerti.
Bersama kita arungi, suka dan duka di hari,
Algoritma cinta, menjadi saksi abadi.
Mungkin esok hari, teknologi berganti rupa,
Namun esensi cinta, takkan pernah sirna.
Karena cinta sejati, bukan sekadar formula,
Melainkan perasaan, yang hadir dari jiwa.