Algoritma Hati: Sentuhan Virtual Menggugah Cinta Terpendam

Dipublikasikan pada: 27 May 2025 - 00:36:18 wib
Dibaca: 162 kali
Di balik layar, jemari menari,
Menyusun kode, sebuah simfoni.
Bukan nada nyata, bukan dawai bersenandung,
Namun algoritma, cinta yang terkurung.

Dulu, mata bertemu, malu membisu,
Hati berdebar, ragu menggebu.
Kini, avatar menyapa, senyum virtual,
Menghapus jarak, dinding temporal.

Pesan singkat, laksana bisikan angin,
Menyusup kalbu, damai terjamin.
Emotikon bertebaran, mewakili rasa,
Cinta terpendam, mulai terasa.

Layar sentuh, pengganti belaian mesra,
Kata-kata manis, merayu jiwa.
Profil diri, terangkai dengan cermat,
Mencari jiwa yang sepadan, dekat.

Algoritma cinta, bekerja perlahan,
Menyaring kriteria, bagai berlian.
Mencari persamaan, minat yang sama,
Harapan terukir, dalam dunia maya.

Malam sunyi, obrolan panjang,
Mengungkap mimpi, tanpa berbayang.
Rahasia terungkap, satu persatu,
Kisah masa lalu, yang pilu.

Dari virtual, hadir kedekatan,
Rasa nyaman, tanpa paksaan.
Humor ringan, memecah sepi,
Cinta tumbuh, di alam mimpi.

Namun, bayangan hadir, terasa nyata,
Kehidupan asli, yang penuh cerita.
Apakah cinta ini, hanya fatamorgana?
Ataukah jembatan, menuju bahagia?

Rasa takut muncul, menghantui diri,
Akankah kecewa, menghiasi hari?
Perbedaan nyata, mulai terlihat,
Antara ideal, dan realitas pahit.

Pertemuan tiba, jantung berdebar kencang,
Avatar menghilang, wajah terpampang.
Mata bertemu, rasa gugup menyapa,
Akankah cinta virtual, menjadi nyata?

Senyum hadir, memecah kebekuan,
Sentuhan tangan, menenangkan keraguan.
Tawa renyah, menghapus kecemasan,
Cinta virtual, berwujud kepastian.

Bukan lagi kode, bukan lagi piksel,
Melainkan hadirmu, di sisiku kekal.
Algoritma hati, telah bekerja sempurna,
Menemukan cinta, yang terpendam lama.

Namun ingatlah, dunia maya sementara,
Cinta sejati, butuh usaha nyata.
Jaga hatimu, dari godaan fana,
Agar cinta ini, abadi selamanya.

Kini, tangan menggenggam, erat dan pasti,
Menapaki jalan, berdua meniti.
Algoritma hati, telah usai bertugas,
Cinta terpendam, kini bebas bernapas.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI