Algoritma Asmara: Sentuhan Layar, Hati Jadi Terbiasa?

Dipublikasikan pada: 18 Oct 2025 - 02:00:09 wib
Dibaca: 137 kali
Di dunia maya, jemari menari lincah,
Menyentuh layar, memulai kisah.
Algoritma asmara, terangkai perlahan,
Menemukanmu, di antara ribuan.

Profil terpampang, senyum merekah,
Kata-kata tertulis, hati tergerak.
Sapaan pertama, canggung terasa,
Namun obrolan mengalir, tak terduga.

Like dan komentar, jadi perhatian,
Notifikasi berdering, penuh harapan.
Emoji bertebaran, ungkapkan rasa,
Di dunia digital, cinta membara.

Sentuhan layar, menggantikan jumpa,
Panggilan video, obat rindu sementara.
Pesan singkat terkirim, setiap saat,
Menjalin hubungan, walau berjauhan.

Apakah ini cinta, sejati adanya?
Atau sekadar ilusi, dunia maya?
Hati bertanya, penuh keraguan,
Apakah sentuhan layar, cukup menenangkan?

Malam sunyi, ku menatap bintang,
Memikirkan dirimu, yang kini tersayang.
Algoritma mempertemukan, kita berdua,
Namun takdir cinta, siapa yang tahu akhirnya?

Mungkin kah terbiasa, dengan sentuhan maya?
Tanpa pelukan hangat, dan tatapan mata?
Atau justru rindu, semakin membara,
Menanti saatnya, berjumpa nyata?

Bayanganmu hadir, dalam setiap mimpi,
Senyummu terukir, di relung hati.
Kau adalah kode, yang ingin kupecahkan,
Misteri cinta, yang ingin kurasakan.

Namun ku sadari, di balik layar kaca,
Ada hati yang rentan, terluka dan kecewa.
Algoritma hanyalah, perantara saja,
Cinta sejati butuh, lebih dari sekadar data.

Maka ku beranikan diri, untuk bertanya,
Apakah kau merasakan, hal yang sama?
Apakah algoritma ini, kan berujung bahagia?
Atau hanya fatamorgana, semata?

Jika memang cinta, bersemi di hati,
Mari kita wujudkan, dalam realita ini.
Lepaskan genggaman, dari layar sentuh,
Bertemu di dunia nyata, yang sungguh.

Biarkan hati bicara, tanpa perantara,
Rasakan sentuhan, yang sebenarnya.
Jangan biarkan algoritma, mengendalikan rasa,
Cinta sejati, butuh hadirnya jiwa.

Sentuhan layar, mungkin membiasakan,
Namun hati merindukan, kehangatan.
Semoga algoritma asmara ini,
Membawa kita pada, cinta abadi.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI