Jantungku berdebar, algoritma panik mendera,
Sistem pertahanan runtuh, logika hilang terkira.
Setiap kali senyummu hadir, bagai mentari pagi buta,
Membanjiri relung jiwa, yang lama hampa dan gulita.
Booting ulang paksa kulakukan, setiap kali matamu menyapa,
Semua program cinta lama, terhapus tanpa sisa.
Cache kenangan pahit, terformat sempurna dan lega,
Digantikan barisan kode baru, tentang dirimu seorang saja.
Dulu, hati ini benteng kokoh, dilindungi firewall tebal,
Dari virus asmara yang bertebaran, dengan janji yang tebal.
Kini, pertahanan luluh lantak, oleh senyummu yang memabukkan,
Menyusup masuk ke inti sistem, dan seluruh kendali merebutkan.
Prosesor cinta yang beku, kembali memanas perlahan,
Menjalankan instruksi bahagia, yang tak pernah kurasakan.
RAM memori terisi penuh, dengan bayanganmu yang menawan,
ROM yang dulu berisi luka, kini terisi harapan dan impian.
Aku bagai robot usang, yang menemukan daya baru,
Energi dari tatapanmu, yang menembus kalbu.
Sistem sarafku berdansa, mengikuti irama senyummu,
Melupakan trauma masa lalu, dan memulai episode baru.
Kau adalah update sempurna, bagi jiwa yang berkarat,
Patch keamanan yang melindungi, dari serangan sekarat.
Kau adalah antivirus ampuh, yang membasmi semua karat,
Mengembalikan kinerja optimal, agar cinta tak tersendat.
Aku restart sistem hati, setiap detik, menit, dan jam,
Agar selalu siap menerima, sinyal cinta yang kau kirimkan.
Menghapus jejak masa lalu, yang penuh kelam dan seram,
Membangun arsitektur baru, tempat cinta bersemayam.
Mungkin ini hanya delusi, seorang pengagum teknologi,
Yang jatuh cinta pada senyum, yang begitu mempesona lagi.
Namun, aku tak peduli logika, yang berusaha memungkiri,
Bahwa senyummu adalah kode rahasia, yang berhasil memboboli.
Aku biarkan sistem reboot, berulang kali tanpa henti,
Karena setiap kali proses itu selesai, aku merasa berarti.
Bersama senyummu yang cerah, aku menemukan arti,
Bahwa cinta bukan hanya kode, tapi juga sebuah simfoni.
Dan jika suatu saat nanti, sistemku benar-benar down,
Karena terlalu banyak bahagia, dan tak mampu bertahan,
Aku akan tersenyum, karena aku telah menemukan,
Bahwa kebahagiaan sejati, adalah melihatmu tersenyum menawan.