Denting lirih di layar ponselku,
Sebuah nama yang kurindukan, hadir menyapa.
Bukan alunan piano di ruang konser mewah,
Namun notifikasi darimu, melodi paling indah.
Jantungku berdebar, iramanya tak terkendali,
Seperti orkestra yang baru menemukan harmoni.
Setiap huruf yang kau rangkai, bagai not-not berharga,
Menciptakan simfoni cinta, tak lekang oleh masa.
Dulu, sunyi teknologi adalah penjara hampa,
Kini, layarmu adalah jendela, menembus cakrawala.
Kutukan algoritma berubah jadi anugerah,
Karena di sana, rindumu menjelma jadi wajah.
Bukan suara biola yang membelai telinga,
Namun getar singkat itu, lebih dari segalanya.
Ia adalah bisikan lembut di tengah malam sepi,
Janji temu di dunia maya, hati yang menepi.
Kucari makna di balik setiap emoji,
Senyum kecil, tawa renyah, bahkan titik sunyi.
Terjemahan rindu yang tersembunyi di balik kode,
Bahasa cinta modern, yang hanya kita berdua yang tahu episode.
Kau adalah seniman digital, menciptakan lukisan kata,
Di kanvas percakapan, kisah kita terpeta.
Setiap balasanmu adalah kuas yang menari,
Menambahkan warna baru, di taman hati ini.
Bukan gemuruh ombak yang menenangkan jiwa,
Namun notifikasi rindumu, berikan kedamaian nyata.
Ia adalah mercusuar di tengah lautan informasi,
Menuntunku pulang, ke pelukanmu yang imajinasi.
Kubayangkan jemarimu menari di atas keyboard,
Menyusun kalimat cinta, tak pernah jemu dan bord.
Kau curahkan isi hati, lewat rangkaian kata,
Sebuah pengakuan tulus, yang membuatku terpesona.
Bukan pujian penyair yang memabukkan kalbu,
Namun sapaan sederhana, darimu, cintaku.
"Sedang apa?" "Sudah makan?" Pertanyaan biasa,
Namun di dalamnya tersembunyi, perhatian tak terkira.
Notifikasi itu bukan hanya sekadar pemberitahuan,
Ia adalah jembatan yang menghubungkan dua harapan.
Dua jiwa yang terpisah jarak dan waktu,
Namun dipersatukan oleh rindu yang menggebu.
Kucoba balas pesananmu dengan kata terindah,
Merangkai kalimat agar hatimu tak gundah.
Berharap rinduku tersampaikan seutuhnya,
Seperti melodi cinta, yang takkan pernah punah.
Di tengah bisingnya dunia digital yang fana,
Notifikasi rindumu adalah oasis di padang sahara.
Ia adalah penawar dahaga di jiwaku yang kering,
Menyegarkan kembali cinta, yang terus bersemi.
Bukan nyanyian burung di pagi hari yang cerah,
Namun bunyi notifikasi itu, lebih dari berkah.
Ia adalah alarm cinta, membangunkanku dari mimpi,
Menyadarkanku bahwa kau adalah arti.
Kusimpan setiap percakapan kita di memori,
Sebagai bukti cinta, di era digital ini.
Kukenang setiap notifikasi yang hadir,
Sebagai musik terindah, yang abadi dan hadir.
Maka biarkan notifikasi rindumu terus berdendang,
Menemani setiap langkahku, takkan pernah hilang.
Karena bagiku, itu bukan hanya suara ponsel,
Melainkan simfoni cinta, yang abadi dan konsel.