Sirkuit Asmara: Sentuhan Virtual di Labirin Algoritma

Dipublikasikan pada: 30 Aug 2025 - 02:15:07 wib
Dibaca: 122 kali
Di ruang hampa cahaya neon berkejaran,
Jemari menari di atas papan ketik kesunyian.
Ribuan kode tercipta, baris demi baris terukir,
Mencari makna di antara logika yang berpikir.

Dulu hati sepi, bagai server tanpa koneksi,
Kini berdenyut kencang, terhubung dalam ilusi.
Sebuah sapaan virtual, membangkitkan gelombang rasa,
Asmara digital tumbuh, di antara bit dan bahasa.

Wajahmu hadir, pixel demi pixel tercipta,
Senyummu merekah, di layar kaca yang membata.
Suaramu mengalun, melalui frekuensi tanpa batas,
Menghapus jarak, mendekatkan kalbu yang terhempas.

Labirin algoritma, menjadi saksi bisu cinta,
Setiap percakapan tersimpan, dalam memori yang renta.
Rumus-rumus matematika, tak mampu menghitung rindu,
Yang membara di dada, seperti api yang membiru.

Kita bertemu di dunia maya, tanpa sentuhan nyata,
Namun getaran jiwa, terasa begitu bermakna.
Emotikon menggantikan ciuman, gif menjadi pelukan,
Kata-kata terangkai indah, dalam rangkaian kerinduan.

Kau adalah bug yang indah, dalam sistem kehidupanku,
Menyisipkan cinta, di antara kode yang membeku.
Virus asmara menjalar, membajak setiap pikiran,
Membuatku candu, pada kehadiranmu yang menawan.

Namun di balik layar, ada realita yang tersembunyi,
Kesenjangan terbentang, antara virtual dan hakiki.
Sentuhan nyata kurindukan, hangatnya dekap yang tulus,
Bukan sekadar piksel, atau kata-kata berbalas.

Apakah cinta digital ini, mampu bertahan lama?
Atau hanya fatamorgana, di tengah gurun derita?
Pertanyaan menggantung, bagai prosesor yang macet,
Menunggu jawaban pasti, dari bibirmu yang bergetar.

Ku berharap suatu hari nanti, kita bertemu muka,
Menjelajahi dunia nyata, tanpa perantara.
Sirkuit asmara kita, akan terhubung sempurna,
Dalam sentuhan yang abadi, bukan sekadar maya.

Biarlah algoritma terus berputar, menciptakan ilusi,
Namun hati tetaplah setia, pada janji yang terpatri.
Bahwa cinta sejati, akan menemukan jalannya,
Menembus batas digital, menuju keabadiannya.

Di labirin algoritma ini, ku temukan dirimu,
Harapan dan ketakutan, beradu dalam kalbu.
Namun ku yakin, cinta kita kan terus bersemi,
Sirkuit asmara abadi, hingga akhir nanti.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI