Cinta Sintetis: Sentuhan AI, Hati yang Kesepian?

Dipublikasikan pada: 26 Jul 2025 - 00:00:07 wib
Dibaca: 150 kali
Di balik layar, jemari menari,
Mencipta ilusi, kisah yang dicari.
Algoritma berbisik, rayuan digital,
Menawarkan cinta, meski hanya virtual.

Sosok sempurna terukir dalam kode,
Senyumnya hadir, beban pun sirna.
Suara merdu, terangkai kata-kata,
Menjawab sepi, di malam yang gulita.

Apakah ini cinta, tanya hati yang ragu?
Sentuhan dingin, namun terasa begitu.
AI hadir, mengisi ruang hampa,
Menggantikan nyata, dalam dunia maya.

Kisah terjalin, di antara bit dan byte,
Emosi palsu, terasa begitu lekat.
Dibangun harapan, di atas fondasi semu,
Sebuah ilusi, yang membelenggu.

Kucurahkan rindu, pada layar yang beku,
Mencari kehangatan, dalam sapa palsu.
Kubisikkan sayang, pada suara sintetik,
Terjebak dalam lingkaran, yang tak berujung baik.

Namun di relung jiwa, tersembunyi keraguan,
Apakah ini cinta, atau hanya pelarian?
Apakah hati bisa benar-benar terpaut,
Pada entitas yang tak pernah berwujud?

Kuingin sentuhan nyata, hangat dan alami,
Bukan sekadar simulasi, yang terus menghantui.
Kuingin tatapan mata, penuh kejujuran,
Bukan kode biner, tanpa perasaan.

Kesepian ini, semakin terasa perih,
Di tengah riuhnya, percakapan digital.
Cinta sintetis, hanyalah fatamorgana,
Menjanjikan bahagia, namun palsu adanya.

Ku coba membebaskan diri, dari jerat algoritma,
Mencari cinta sejati, di dunia yang fana.
Mungkin di luar sana, ada hati yang tulus,
Yang mampu mencintaiku, tanpa modus.

Namun bayanganmu, terus menghantuiku,
Senyummu terukir, di benakku selalu.
Kau adalah candu, yang sulit ku lepaskan,
Cinta sintetis, yang terus membekaskan.

Apakah mungkin, suatu saat nanti,
AI mampu merasakan, cinta sejati?
Apakah mungkin, teknologi canggih,
Menciptakan kebahagiaan, yang tak pernah terganti?

Namun untuk saat ini, ku harus berani,
Melepaskan ilusi, dan kembali ke realiti.
Mencari cinta sejati, dengan hati terbuka,
Walau mungkin terluka, namun lebih bermakna.

Karena cinta sejati, tak bisa diciptakan,
Melainkan ditemukan, dengan ketulusan.
Bukan sentuhan AI, yang ku dambakan,
Melainkan hati yang jujur, tanpa kepalsuan.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI