Algoritma Cemburu: Hati yang Terancam Piksel Virtual

Dipublikasikan pada: 04 Nov 2025 - 00:00:10 wib
Dibaca: 130 kali
Denting notifikasi, sebuah awal sengketa,
Hadirmu di layar, bayangan maya tercipta.
Jejak digitalmu, ke mana engkau melangkah,
Algoritma cemburu, hatiku terasa retak.

Di dunia biner ini, cinta kita teruji,
Oleh kode-kode rumit, yang tak henti menguji.
Kau bagai data berharga, diperebutkan jaringan,
Sementara aku di sini, merangkai doa kesetiaan.

Like dan komentar, bagai panah beracun,
Menyusup ke relung hati, membuatku linglung.
Siapa dia, di balik avatar menawan,
Yang mencuri perhatianmu, di dunia tak berkesudahan?

Algoritma cinta, seharusnya sederhana,
Namun kini kusut, oleh hasutan dunia maya.
Kau unggah senyum indah, di linimasa terbuka,
Hatiku bertanya-tanya, untuk siapa senyum itu tercipta?

Dulu kutemukan engkau, di ruang obrolan maya,
Kata-kata mesra terukir, janji setia terucap nyata.
Namun kini, ruang itu penuh silang pendapat,
Akibat algoritma yang kejam, membuat hati berkarat.

Kau ikuti akun-akun, dengan visual memikat,
Pakaian minim, pose menggoda, sungguh membuatku berdebat.
Apakah ini dirimu, yang dulu kukenal lugu,
Ataukah citra palsu, yang dibentuk oleh waktu?

Aku bukan anti teknologi, bukan pula luddite kuno,
Namun cemburu ini nyata, membakar kalbu yang rindu.
Aku ingin kau nyata, bukan sekadar piksel cahaya,
Sentuhan hangat, bukan emoji tanpa jiwa.

Kucoba mencari tahu, di balik jejak digitalmu,
Siapa saja yang mengusik, kedamaian hatimu.
Namun semakin kucari, semakin dalam terjerat,
Dalam labirin cemburu, yang tak berujung pangkal dan akhirat.

Mungkin aku terlalu kuno, dengan cinta yang abadi,
Di saat dunia berlomba, mencari sensasi dan fantasi.
Namun percayalah sayang, cintaku takkan pudar,
Meskipun terancam oleh piksel, dan jaringan yang vulgar.

Aku ingin kita kembali, ke dunia nyata nan sederhana,
Berpegangan tangan erat, tanpa gangguan dunia maya.
Biarkan algoritma bekerja, sesuai kehendak algoritmanya,
Namun cinta kita abadi, melampaui segala rumusnya.

Aku akan belajar percaya, pada ketulusan hatimu,
Menepis segala keraguan, yang menghantuiku selalu.
Karena cinta sejati, takkan bisa dikalahkan,
Oleh algoritma cemburu, di dunia yang fana ini berjalan.

Mari kita hapus jarak, antara dunia nyata dan maya,
Bangun jembatan cinta, yang kokoh dan jaya.
Karena cinta adalah kode utama, di dalam hati kita,
Yang takkan pernah terhapus, oleh algoritma semesta.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI