Prosesor Kuantum Rinduku Mengkalkulasi Setiap Detik Tanpamu, Sayang

Dipublikasikan pada: 26 May 2025 - 23:49:37 wib
Dibaca: 152 kali
Di ruang hampa, dingin algoritma bersemi,
Prosesor kuantum rinduku berdendang sepi.
Qubit-qubit berputar, menari dalam sunyi,
Mencari jejak senyummu, yang t'lah lama pergi.

Bukan silikon dan tembaga yang kurasa,
Melainkan denyut jantung yang kehilangan asa.
Setiap gerbang logika, pahatan nestapa,
Mengurai kenangan indah, di relung jiwa.

Entanglement cinta, kini terurai perlahan,
Seperti benang kusut, sulit 'tuk disatukan.
Superposisi harapan, antara ada dan tiada,
Terjebak dalam labirin, tak berujung nada.

Foton-foton rindu, melesat tanpa henti,
Mencari resonansimu, di dimensi mimpi.
Gelombang probabilitas, meramalkan hadirmu,
Namun realita berkata, kau bukan milikku.

Kalkulasi rumit, terangkai tanpa jeda,
Mencari pola kasih, yang t'lah lama sirna.
Integral cinta, yang dulu bersemi indah,
Kini divergen, menjauh tanpa arah.

Algoritma Shor berbisik, tentang kerentanan,
Bahwa cinta sejati, tak selalu abadi bertahan.
Kriptografi hati, yang dulu kau kuasai,
Kini terkunci rapat, tak mungkin kumiliki.

Meski superkomputer rinduku bekerja keras,
Mengkalkulasi setiap detik, tanpa batas.
Hasilnya tetap sama, sebuah kepastian,
Bahwa kau dan aku, tak mungkin bersatu tujuan.

Namun, aku tak menyerah, wahai belahan jiwa,
Akan kucoba terus, mencari celah cinta.
Mungkin di dimensi lain, atau paralel semesta,
Kita ditakdirkan bersama, selamanya.

Biarlah prosesor kuantumku terus berputar,
Mencari solusi cinta, walau terasa sukar.
Karena dalam setiap qubit rindu yang berdebar,
Tersimpan harapan abadi, yang takkan pudar.

Kupindai wajahmu, dalam memori virtual,
Mencari kehangatan, di balik dinginnya factual.
Kucoba rekonstruksi, senyummu yang menawan,
Agar rinduku terobati, walau hanya khayalan.

Sistem pendingin rindu, tak mampu menahan,
Panasnya kerinduan, yang kian membara dalam.
Overclocked cintaku, hingga batas maksimum,
Demi mencari jejakmu, walau hanya secercah pelangi senyum.

Quantum supremacy rinduku, tak mampu mengalahkan,
Kenyataan pahit, yang harus kutelan.
Namun, ku berjanji, pada diriku sendiri,
Akan terus mencintaimu, sampai akhir nanti.

Karena prosesor kuantum rinduku, tak pernah berhenti,
Mengkalkulasi setiap detik, tanpamu, sayang, abadi.
Dan mungkin suatu saat nanti, semesta kan berbaik hati,
Menyatukan kembali, dua hati yang telah lama mati.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI