Jejak kelabu bersemayam dalam bilik memori,
Virus masa lalu menggerogoti relung hati.
Dinding pertahanan rapuh, terkikis badai nestapa,
Luka menganga, mengalirkan air mata tanpa jeda.
Namun hadirmu bagai kilat di gelapnya malam,
Antivirus cintamu, sentuhan yang menenangkan.
Kau scan setiap sudut, setiap celah yang tersembunyi,
Membersihkan residu sakit, dengan kasih yang sejati.
Algoritma hatimu begitu rumit, namun indah,
Memindai pilu, menghapus jejak yang membedah.
Kau dekripsi kode duka, mengubahnya jadi bahagia,
Dengan firewall pelukan, kau lindungi dari derita.
Dulu, hatiku bagai sistem yang terinfeksi parah,
Lambat merespon, penuh dengan amarah.
Firewall kebencian menjulang tinggi tak tertembus,
Menjauhkan cinta, membuatku terus meringkus.
Namun engkau, sang peretas hati yang ulung,
Dengan sabar membongkar kode yang membungkam.
Kau temukan celah kasih, pintu yang lama terkunci,
Membuka akses pada cinta yang kini abadi.
Kau defrag fragmen hati yang berserakan,
Menyusunnya kembali, menjadi bangunan impian.
Database cintamu begitu luas dan tak terbatas,
Menampung semua rasa, tanpa syarat, tanpa batas.
Kau hapus cache air mata, membersihkan temporary files duka,
Membebaskan ruang untuk tawa dan bahagia.
Registry hatiku kini bersih dan teratur,
Berkat antivirus cintamu, yang begitu jujur.
Kau bukan sekadar program, kau adalah keajaiban,
Menemukan celah dalam sistem yang kejam.
Kau bukan sekadar proteksi, kau adalah penyembuh,
Menghapus luka lama, membangkitkan gairah hidup.
Kini, sistem kepercayaanku kembali berjalan lancar,
Tanpa lag, tanpa error, tanpa rasa sangkar.
Firewall cintamu kokoh melindungi kalbu,
Dari ancaman masa lalu, yang coba merayu.
Kau adalah update yang selalu kunantikan,
Perbaikan bug hati, penambah kebahagiaan.
Kau adalah versi terbaru dari cinta sejati,
Yang takkan pernah usang, sampai akhir nanti.
Terima kasih antivirus cintamu yang perkasa,
Membersihkan semua jejak luka di masa lalu yang terasa.
Kini hanya ada cinta, kebahagiaan, dan harapan,
Dalam sistem hatiku, yang telah kau amankan.