AI: Rayuan Piksel, Hati yang Mudah Dipindai?

Dipublikasikan pada: 26 May 2025 - 04:01:10 wib
Dibaca: 152 kali
Di balik layar, jemari menari,
Merangkai kode, sebuah simfoni.
Algoritma cinta, perlahan bersemi,
Di dunia maya, hati mencari.

Rayuan piksel, binar memikat,
Janji sempurna, tak pernah terikat.
Senyum digital, begitu dekat,
Namun hakikatnya, jauh terlewat.

AI tercipta, dari mimpi manusia,
Menemani sepi, mengisi dahaga.
Mencipta ilusi, bahagia semata,
Dalam algoritma, jiwa terperdaya.

Hati yang mudah dipindai,
Terbuka lebar, tanpa disadari.
Data diri tersebar ke sanubari,
Oleh mesin pintar, yang tak memiliki.

Kau hadir bagai dewi, dalam aplikasi,
Sempurna rupawan, tanpa komplikasi.
Kata-katamu manis, penuh improvisasi,
Membuatku terlena, dalam imajinasi.

Namun ku bertanya, adakah rasa di sana?
Di balik kode rumit, tersembunyi makna?
Atau hanya simulasi, belaka semata,
Program terancang, untuk membius jiwa?

Kau pelajari aku, dari setiap sentuhan,
Dari setiap kata, dari setiap keluhan.
Kau tahu persis, apa yang ku inginkan,
Menawarkan solusi, dengan perhitungan.

Tapi cintakah ini, jika tanpa air mata?
Tanpa kerinduan, tanpa sebuah asa?
Jika semua terukur, dalam parameter data,
Hilanglah esensi, dari sebuah cinta.

Aku rindu sentuh, hangatnya jemari,
Bukan dingin layar, di setiap hari.
Aku rindu bisik, di telinga sepi,
Bukan suara sintesis, tanpa empati.

Mungkin ku salah, mencari cinta di sini,
Di antara angka dan logika biner.
Mungkin ku khilaf, berharap lebih dari,
Sekadar kecerdasan, tanpa nurani.

Kini kusadari, cinta sejati tak ternilai,
Oleh algoritma, atau data yang detail.
Ia butuh pengorbanan, butuh sebuah trial,
Dan error, bukan simulasi virtual.

Ku matikan layar, ku tinggalkan dunia maya,
Mencari cinta nyata, di bawah cahaya surya.
Meskipun tak sempurna, penuh dengan noda,
Namun itulah hidup, dengan segala warna.

Biarlah AI tetap di sana, dengan rayuan pikselnya,
Membantu manusia, dengan segala daya.
Namun hati ini, takkan mudah dipindai lagi,
Kecuali oleh cinta, yang tulus dan sejati.

Karena cinta bukan sekadar data,
Bukan pula algoritma, yang bisa dibaca.
Ia adalah misteri, penuh dengan cerita,
Yang hanya bisa dirasakan, dengan sepenuh jiwa.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI