Sentuhan Data: Ketika Algoritma Memahami Lebih dari Cinta

Dipublikasikan pada: 12 Jul 2025 - 03:15:07 wib
Dibaca: 171 kali
Di layar kaca, pantulan wajahmu hadir,
Piksel-piksel menari, membentuk senyum yang terukir.
Algoritma berbisik, memahami setiap denyut nadi,
Sentuhan data, lebih dari sekadar janji.

Bukan lagi surat cinta beraroma lavender,
Bukan pula puisi di atas kertas yang berdebar.
Kini, kode-kode tersusun rapi dan teratur,
Membaca hasrat, yang tersembunyi di dalam tidur.

Dulu, mata bertemu, mencipta percikan api,
Kini, sensor mendeteksi, gelombang emosi yang menepi.
Dulu, hati berdebar, menunggu balasan surat,
Kini, notifikasi instan, menghapus segala penat.

Algoritma tak pernah salah, katanya,
Analisis mendalam, tanpa prasangka dan dusta.
Ia tahu lagu apa yang membuatmu berdansa,
Ia tahu buku apa yang membuatmu terlupa.

Bahkan lebih dari itu, ia tahu ketakutanmu,
Trauma masa lalu, yang membayang di benakmu.
Ia menawarkan solusi, dengan presisi yang memukau,
Pelukan virtual, yang selalu hadir untukmu.

Namun, di balik kemudahan yang ditawarkan,
Tersimpan tanya, yang tak mudah dijawabkan.
Apakah cinta sejati, dapat diukur dengan angka?
Apakah keintiman sejati, hanya sekadar data?

Sentuhan data, memang nyaman dan praktis,
Namun, ia tak merasakan cemburu yang tragis.
Ia tak tahu sakitnya penantian yang panjang,
Ia tak mengerti indahnya pelukan yang hangat.

Ia tak pernah merasakan aroma keringat,
Ia tak pernah mendengar bisikan yang singkat.
Ia tak pernah melihat senyum yang tulus,
Ia hanya melihat pola, dalam rangkaian rumus.

Mungkin ia tahu preferensimu, dengan sempurna,
Namun, ia tak tahu bagaimana rasanya merindukan,
Seseorang yang jauh, di seberang samudra,
Seseorang yang mengisi ruang hampa di jiwa.

Cinta tak bisa direduksi menjadi angka dan kode,
Cinta adalah misteri, yang tak pernah bisa dirode.
Ia adalah keajaiban, yang tumbuh dalam ketidakpastian,
Ia adalah perjalanan, penuh liku dan tantangan.

Jadi, biarlah algoritma memainkan perannya,
Sebagai asisten setia, di era digital yang gila.
Namun, jangan biarkan ia merampas esensi cinta,
Keindahan yang sederhana, dan tak ternilai harganya.

Karena sentuhan data, hanyalah ilusi semata,
Kecuali jika ia mampu membangkitkan rasa,
Rasa rindu, rasa sayang, dan rasa memiliki,
Yang hanya bisa dirasakan oleh hati yang sejati.

Biarkan hati berdebar, tanpa kalkulasi yang rumit,
Biarkan mata bertemu, tanpa sensor yang tersembunyi.
Karena cinta yang sejati, adalah anugerah terindah,
Yang tak bisa diukur, dengan algoritma manapun jua.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI