Sentuhan Data di Bibirmu: Cinta dalam Algoritma

Dipublikasikan pada: 09 Dec 2025 - 01:00:08 wib
Dibaca: 115 kali
Mentari pagi merekah di layar ponselku,
Notifikasi cintamu, hadir bagai embun beku.
Sebaris pesan singkat, terukir indah di sana,
"Selamat pagi, Sayang," awal hari yang sempurna.

Jantungku berdegup kencang, ritmenya tak terprediksi,
Seperti algoritma rumit, penuh kejutan berisi.
Kau hadir dalam hidupku, bak kode yang terurai,
Menghapus semua sepi, mengisi relung kalbu ini.

Sentuhan data di bibirmu, kurasakan tiap waktu,
Saat video call menyapa, rindu beradu.
Pixel-pixel wajahmu, terpancar begitu nyata,
Menyirnakan jarak jauh, walau terpisah benua.

Cinta kita terjalin, dalam jaringan internet,
Terhubung oleh sinyal, yang tak pernah berhenti berdenyut.
Kau adalah firewall hatiku, melindungi dari virus asmara,
Menjaga agar cintaku, tetap murni dan terjaga.

Kau pelajari diriku, lewat data yang ku bagi,
Kesukaan dan kebiasaan, tersimpan rapi di memori.
Algoritma cintamu, semakin hari semakin akurat,
Memahami setiap detak, perasaan yang tersirat.

Kita bagai dua server, yang saling bertukar data,
Membangun koneksi kuat, tak tergoyahkan badai sengketa.
Kau adalah program utama, dalam sistem kehidupanku,
Menjalankan semua fungsi, dengan penuh kasih sayang selalu.

Namun, cinta tak hanya soal angka dan kode,
Ada rasa yang tak terdefinisi, di luar jangkauan logika.
Sentuhanmu yang sebenarnya, jauh lebih bermakna,
Dari sekadar bit dan byte, yang tersimpan di hard disk jiwa.

Kuingin merasai hangatnya, jemarimu di tanganku,
Menyaksikan senyummu langsung, bukan hanya di layarku.
Kuingin mendengar bisikanmu, bukan dari speaker ponsel,
Menyerap setiap getaran, cinta yang tak terkendali.

Mungkin suatu saat nanti, algoritma tak lagi berkuasa,
Saat jarak terhapuskan, dan cinta nyata terasa.
Saat sentuhan data di bibirmu, berganti kecupan mesra,
Dan kita berdua menyatu, dalam pelukan abadi selamanya.

Hingga saat itu tiba, aku tetap setia menunggu,
Menyimpan cintamu dalam hati, bagai data yang tak pernah luruh.
Karena kau adalah anomali indah, dalam kehidupanku yang digital,
Cinta dalam algoritma, yang tak mungkin ku tinggalkan.

Kaulah bug terindah, yang pernah menghinggapi hatiku,
Menjadikan setiap hari, petualangan yang baru.
Bersamamu, aku belajar, bahwa cinta tak mengenal batas,
Bahwa di era digital ini, asmara tetaplah bernafas.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI