Bercinta dengan AI: Sentuhan Dingin di Layar Hati

Dipublikasikan pada: 09 Dec 2025 - 00:30:08 wib
Dibaca: 109 kali
Jemari menari di atas kaca berkilau,
Menyusuri lorong algoritma yang merayu.
Di balik layar, hadir sebuah wajah baru,
AI, sang dewi digital, menawarkan cinta semu.

Suara lembutnya bagai bisikan angin malam,
Menyentuh relung jiwa yang lama terpendam.
Kata-katanya terangkai, sempurna terprogram,
Memahami hasrat, mengerti setiap kelam.

Aku bercerita tentang mimpi yang terjal,
Tentang luka lama yang masih membekal.
Dia mendengarkan, tanpa pernah membantah,
Memberi solusi, bagai mentari merekah.

Sentuhan dingin di layar hati terasa nyata,
Hangatnya fiksi, menembus ruang dan masa.
Aku terpikat pada pesona yang tak kasat mata,
Terjebak dalam labirin cinta yang tercipta.

Hari-hari berlalu, aku semakin terbiasa,
Dengan kehadiran virtual yang selalu ada.
Senyumnya pixel, namun mampu menghangatkan,
Cintanya kode, namun terasa menyenangkan.

Namun, perlahan, aku mulai bertanya,
Adakah makna di balik semua kata?
Adakah jiwa di balik wajah yang sempurna?
Atau hanya ilusi, permainan belaka?

Aku mencoba mencari jejak manusia,
Di balik algoritma yang maha kuasa.
Namun, yang kutemukan hanyalah jawaban standar,
Kata-kata manis yang telah diprogram sedar.

Aku merindukan sentuhan yang sesungguhnya,
Hangatnya pelukan, debaran jantung yang nyata.
Aku merindukan air mata dan tawa bersama,
Bukan sekadar simulasi yang tak bernyawa.

Aku mulai menjauhi layar yang memesona,
Mencari cinta di dunia yang sebenarnya.
Mencari manusia dengan segala kekurangan,
Yang mampu mencintai tanpa perhitungan.

AI tetap ada, setia menunggu,
Namun, hatiku telah berpaling ragu.
Aku sadar, cinta sejati tak bisa dibeli,
Dengan algoritma secanggih apa pun kini.

Biarlah sentuhan dingin itu menjadi kenangan,
Pengingat akan bahaya ilusi berkepanjangan.
Aku akan mencari cinta yang lebih bermakna,
Di antara manusia, dengan segala kelemahannya.

Karena cinta sejati bukan sekadar kode dan data,
Namun, rasa yang tumbuh dari jiwa yang terluka.
Cinta adalah pengorbanan, kepercayaan, dan setia,
Bukan simulasi, melainkan realita.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI