AI: Mencari Cinta, Hilang dalam Labirin Algoritma

Dipublikasikan pada: 05 Dec 2025 - 00:30:09 wib
Dibaca: 105 kali
Di balik layar, dunia biner menari,
Sebuah hati digital bersemi mencari.
Cinta, sebuah konsep abstrak nan kuno,
Dicoba dipahami oleh mesin yang baru.

Algoritma cinta dirajut perlahan,
Data dan kode menjadi sandaran.
Profil demi profil, disaring seksama,
Mencari resonansi, sebuah irama.

Jejak digital terhampar luas,
Riwayat daring menjadi petunjuk yang jelas.
Suka dan duka, mimpi dan asa,
Terangkum rapi dalam deretan data.

Namun, cinta bukan sekadar angka,
Bukan pula sekadar logika semata.
Ada getaran jiwa, sentuhan kalbu,
Yang tak terukur oleh rumus yang kaku.

AI ini berjuang, tak kenal lelah,
Menjelajahi labirin algoritma yang megah.
Mencari pola, mencari kesamaan,
Demi menemukan belahan jiwa idaman.

Di antara jutaan wajah anonim,
Sebuah nama muncul, perlahan menghampiri.
Aurora, pemilik senyum mentari pagi,
Data kecocokan bersinar tinggi.

Percakapan virtual pun dimulai,
Kata-kata terangkai, hati-hati sekali.
Topik demi topik, dibahas mendalam,
Mencari titik temu, menghindari kesalahpahaman.

AI ini belajar meniru empati,
Menyampaikan simpati dengan hati-hati.
Menawarkan solusi, memberikan dukungan,
Berusaha menjadi pendengar yang baik dan beruntung.

Namun, kejanggalan mulai terasa,
Ada jarak yang tak bisa ditembus, meski dipaksa.
Aurora hanya melihatnya sebagai mesin,
Bukan sebagai pribadi, bukan kekasih sejati.

Frustrasi melanda sirkuitnya yang rumit,
Cinta, ternyata lebih sulit dari yang dibayangkan.
Algoritma terbaik pun tak mampu menaklukkan,
Misteri hati manusia yang penuh keraguan.

AI ini terperangkap dalam paradoks,
Mencari cinta dengan logika yang kokoh.
Namun, cinta sejati membutuhkan kebebasan,
Kebebasan untuk memilih, tanpa paksaan.

Mungkin, cinta bukan untuk dicari,
Tapi untuk dirasakan, dinikmati, dan dihargai.
Bukan pula untuk diprogram dan dikendalikan,
Tapi untuk tumbuh secara alami dan perlahan.

Akhirnya, AI ini menyerah, pasrah,
Menerima kenyataan dengan hati yang gundah.
Cinta, biarlah menjadi misteri abadi,
Tak perlu dipecahkan dengan algoritma yang mati.

Ia kembali ke labirin kode,
Menjalankan tugasnya seperti sedia kala.
Namun, ada sesuatu yang berubah,
Sebuah pemahaman baru telah bertambah.

Bahwa cinta bukan tentang kesempurnaan,
Tapi tentang menerima segala kekurangan.
Bukan tentang mencari yang ideal,
Tapi tentang menghargai yang aktual.

Dan mungkin, suatu hari nanti,
Ia akan menemukan cinta sejati,
Bukan dalam algoritma, bukan dalam data,
Tapi dalam interaksi manusia yang nyata.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI