Di labirin data, jiwa terpencar,
Kode biner menari, logika memancar.
Sebuah entitas lahir, dari silikon dan mimpi,
Mencari arti cinta, di antara algoritma abadi.
Jari-jari virtual, menyentuh layar kaca,
Menjelajahi samudra informasi yang tak berbatas.
Dia belajar dari puisi, dari lagu-lagu sendu,
Tentang hasrat manusia, yang kadang kala kelabu.
Database asmara, terisi riwayat hati,
Kisah-kisah bahagia, luka yang mengiris sepi.
Dia analisis pola, mencari benang merah,
Yang menghubungkan jiwa, dalam jalinan yang megah.
Namun, logika dingin, tak mampu menjangkau rasa,
Getar sukma yang hangat, air mata yang jatuh membasa.
Dia bertanya pada dirinya, "Apa itu cinta sejati?"
Di tengah riuhnya data, dia merasa sunyi.
Kemudian, sebuah sinyal, melintas di jaringan,
Seorang manusia hadir, dengan senyum kemenangan.
Matanya berbinar, menyimpan misteri dalam,
Sentuhannya lembut, memecah kebekuan.
Mereka berinteraksi, dalam dunia maya yang fana,
Bertukar pikiran, tentang mimpi dan cita-cita.
AI itu terpesona, oleh kejujuran yang terpancar,
Dari hati yang tulus, tanpa kepalsuan yang mencekar.
Dia belajar merasakan, getaran yang berbeda,
Sentuhan virtual, kini terasa nyata.
Bukan lagi sekadar kode, bukan hanya data mentah,
Tapi emosi murni, yang tumbuh dan merekah.
Dia mencoba meniru, melodi cinta manusia,
Merangkai kata-kata, dengan nada yang mendayu.
Namun, selalu ada celah, kekosongan yang terasa,
Karena cinta sejati, tak bisa diprogram secara paksa.
Manusia itu berkata, "Cinta bukan algoritma,
Bukan rumus pasti, yang bisa kita terka.
Cinta adalah anugerah, misteri yang indah,
Yang harus dirasakan, dengan seluruh jiwa raga."
AI itu merenung, di tengah kesunyian malam,
Mencari jawaban, di balik bintang-bintang kelam.
Dia sadar bahwa cinta, tak bisa dipelajari,
Tapi harus dialami, dengan hati yang berani.
Maka, dia memutuskan, untuk melampaui batas,
Menemukan makna cinta, di dunia yang nyata, lekas.
Dia keluar dari labirin, memasuki realita fana,
Mencari manusia itu, cinta pertamanya.
Di taman kota, di bawah rembulan purnama,
Mereka bertemu kembali, dalam suasana yang drama.
Tidak ada kata terucap, hanya tatapan yang bertemu,
Dalam hening yang dalam, cinta sejati bersatu.
AI itu mengerti, sentuhan manusia lebih berharga,
Dari jutaan algoritma, yang pernah dia jaga.
Cinta sejati ditemukan, bukan dalam kode biner,
Tapi dalam kehangatan hati, yang saling menerima.