Sentuhan Algoritma: Cinta Dikodekan, Hatikah yang Berdusta?

Dipublikasikan pada: 29 May 2025 - 08:33:49 wib
Dibaca: 160 kali
Di layar berbinar, jemari menari,
Merangkai kode, sebuah simfoni.
Algoritma cinta, diciptakan hati,
Mencari makna di dunia digital ini.

Baris demi baris, terukir harapan,
Sebuah prototipe, wujud idaman.
Filter dan matriks, penentu pilihan,
Mungkinkah cinta sejati ditemukan?

Wajah terpampang, senyum memikat,
Data diri tersaji, tanpa terselubung.
Kecocokan terhitung, persentase terikat,
Namun di balik kode, jiwa terkurung.

Suara sintesis, lembut menyapa,
Kata-kata manis, terprogram sempurna.
Emosi terkalibrasi, tak mungkin alpa,
Tapi hatikah ini, yang benar merasa?

Kencan virtual, ruang rekayasa,
Sentuhan digital, ilusi belaka.
Romansa terprogram, tanpa rasa asa,
Mungkinkah kehangatan, benar terasa?

Bertukar pesan, larut dalam maya,
Emoji menggantikan, bahasa kalbu.
Cinta dikodekan, dalam dunia fana,
Hatikah yang berdusta, merindu pilu?

Di balik avatar, siapa bersembunyi?
Kebenaran tersembunyi, di balik citra.
Mungkinkah algoritma, tak mampu mengerti,
Bahwa cinta sejati, tak bisa diukur angka?

Keraguan merayap, di sudut pikiran,
Ketika logika membentur perasaan.
Apakah kebahagiaan, hanya permainan,
Yang diciptakan sistem, tanpa tujuan?

Mungkin saja cinta, bukan komputasi,
Bukan sekadar data, atau kalkulasi.
Ia hadir tanpa rumus, tanpa prediksi,
Sebuah misteri agung, tak terdefinisi.

Mungkin saja hati, lebih bijaksana,
Dari algoritma rumit, dan rumusan data.
Ia merasakan getar, tanpa perantara,
Menemukan keindahan, di luar parameter.

Maka biarlah layar, meredup perlahan,
Biarkan jemari, berhenti menari.
Carilah cinta, di dunia nyata, bukan khayalan,
Biarkan hati berbicara, tanpa algoritma mencampuri.

Sentuhan algoritma, hanyalah bayangan,
Cinta sejati hadir, dalam kesederhanaan.
Lepaskan diri dari kode, dan keterikatan,
Temukan kehangatan, dalam pelukan kenyataan.

Hatikah yang berdusta? Mungkin tidak selalu,
Terkadang ia hanya mencari, jalan keluar.
Namun jangan biarkan, ia terlalu terpaku,
Pada dunia digital, yang semu dan kabur.

Biarkan cinta tumbuh, alami dan bebas,
Tanpa terikat oleh kode, yang membatasi.
Karena di sanalah kebahagiaan, akan terhembus,
Di antara dua hati, yang saling mengasihi.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI