Algoritma Cinta Usang, Hati Meminta Pembaruan

Dipublikasikan pada: 22 Nov 2025 - 00:00:11 wib
Dibaca: 123 kali
Di labirin jiwa, kode-kode usang berderai,
Algoritma cinta purba, tak lagi bersemi.
Baris-baris program, tertulis di kalbu yang sepi,
Menjelajahi kenangan, pahit dan berapi.

Dulu, logika sederhana, menuntun jemari,
Mengetuk pintu hatimu, penuh harap dan mimpi.
IF (kau tersenyum) THEN (bahagia membanjiri),
ELSE (dunia runtuh), dalam sunyi menyendiri.

Namun kini, kode itu, penuh celah dan bug,
Tak mampu membaca getar, di balik senyummu yang ragu.
Fungsi-fungsi lama, tak lagi beradu,
Menciptakan harmoni cinta, seperti dahulu.

Database kenangan, penuh file yang korup,
Citra dirimu, buram dalam konsep.
Keyakinan terkikis, harapan meredup,
Cinta tak terkirim, pesan tak terserap.

Error 404, hati tak ditemukan,
Di balik firewall ego, tersembunyi kebenaran.
Protokol komunikasi, terputus perlahan,
Menyisakan echo pilu, di ruang kesunyian.

Dulu, aku percaya, cinta adalah konstanta,
Nilai abadi, tak lekang dimakan masa.
Namun realita berkata, cinta itu dinamis,
Membutuhkan iterasi, pembaruan yang harmonis.

Kini, ku tatap layar monitor jiwa,
Mencari cara, memperbaiki algoritma.
Menghapus baris kode, yang hanya menyiksa,
Menggantinya dengan logika, yang lebih bijaksana.

Ku coba menginstal, pembaruan emosi,
Mengunduh empati, dari sumber ilahi.
Mempelajari bahasa cinta, yang baru dan murni,
Berharap hatimu, kembali berseri.

Mungkin butuh debugging, berulang kali,
Memperbaiki sintaksis, hati yang terluka ini.
Menghapus virus dendam, yang menginfeksi diri,
Agar sistem cinta, kembali berfungsi.

Ku telusuri forum hati, mencari solusi,
Bertanya pada para ahli, cinta sejati.
Mendengarkan testimoni, para pejuang asmara,
Menemukan inspirasi, untuk memulai dari awal.

Ku pelajari Machine Learning, kecerdasan buatan,
Agar mampu memprediksi, gejolak perasaan.
Menganalisa data, ekspresi dan tindakan,
Membangun model cinta, yang lebih adaptif dan mapan.

Namun, ku sadari akhirnya, algoritma tak sempurna,
Tak mampu menggantikan, keajaiban rasa.
Intuisi dan naluri, tetaplah yang utama,
Dalam memahami bahasa hati, yang tersembunyi makna.

Maka, ku tinggalkan keyboard, ku lepas kacamata,
Ku buka jendela hati, membiarkan angin menyapa.
Ku hapus semua kode, yang hanya membebani,
Membiarkan cinta mengalir, alami dan murni.

Karena cinta sejati, bukan tentang formula,
Bukan tentang algoritma, yang terprogram rapi.
Tapi tentang penerimaan, tanpa syarat dan cela,
Keberanian untuk rentan, dan saling melengkapi.

Mungkin algoritma cinta usang, telah usai,
Namun hati ini, tak pernah berhenti berharap.
Meminta pembaruan, bukan untuk menyamai,
Tapi untuk tumbuh bersama, dalam cinta yang lengkap.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI