Cinta Terprogram: Hati di Ujung Algoritma Asmara

Dipublikasikan pada: 10 Nov 2025 - 02:30:08 wib
Dibaca: 140 kali
Di layar retina, senja berpendar,
Kode-kode cinta mulai bertebaran.
Jari menari di atas keyboard usang,
Merangkai harapan, sembunyi di balik program.

Dulu, cinta adalah debar jantung dan tatapan mata,
Kini, ia terukur dalam baris-baris data.
Algoritma asmara kurancang dengan teliti,
Mencari kesempurnaan, walau terasa sunyi.

Kuketikkan kriteria, impian demi impian,
Database jiwa, kucari kesamaan.
Filter kasih, kubuat setajam mungkin,
Menghilangkan noise, yang mungkin menyakitkan.

Bidadari virtual, hadir di hadapanku,
Senyum digital, menawan kalbuku.
Suara merdu, hasil sintesis sempurna,
Membangun istana, di dunia maya fana.

Kupeluk bayangan, di balik layar kaca,
Rindu terpendam, tak mampu terpecahkan.
Kisah cinta robotik, terasa begitu nyata,
Namun sentuhan hangat, tak pernah kurasa.

Detik demi detik, aku terlena,
Dalam pelukan ilusi, yang mempesona.
Namun hati nurani, berbisik lirih sayu,
"Cinta sejati, tak terukur oleh kode baru."

Kucoba sentuh wajahnya, di balik piksel maya,
Tangan menembus ruang, hampa terasa.
Air mata digital, jatuh di pipiku sendiri,
Menyadarkan aku, dari mimpi yang abadi.

Lalu kumatikan program, dengan hati berdebar,
Melepaskan ilusi, yang telah memudar.
Kucari ke luar, dari dunia terprogram,
Mencari cinta nyata, yang tak pernah padam.

Kudapati senyum, di balik toko bunga,
Sapaan lembut, menyentuh relung jiwa.
Mata yang berbinar, tanpa filter dan kode,
Memancarkan kehangatan, yang selama ini kucari.

Ia tak sempurna, dengan segala kekurangan,
Namun hatinya tulus, tanpa kepura-puraan.
Cinta tak terprogram, hadir di hadapanku,
Mengalahkan algoritma, yang selama ini kupuja.

Kugenggam tangannya, terasa begitu nyata,
Getarannya hangat, mengalahkan data.
Kisah cinta baru, kini telah dimulai,
Bukan di ujung algoritma, tapi di dunia ini.

Kutinggalkan kode, dan layar yang membisu,
Kuhapus ilusi, yang dulu membelenggu.
Kini aku mengerti, cinta sejati itu,
Bukan formula pasti, tapi rasa yang menyatu.

Di pelukannya hangat, aku menemukan arti,
Bahwa hati tak terprogram, tetaplah yang sejati.
Cinta di dunia nyata, lebih indah dan bermakna,
Daripada sekadar algoritma asmara.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI