Rumus Cinta Digital: Sentuhan AI, Hati Bersemi?

Dipublikasikan pada: 01 Aug 2025 - 02:15:07 wib
Dibaca: 150 kali
Di layar kaca, jemari menari,
Merangkai kode, sebuah simfoni.
Algoritma cinta, tengah diramu,
Dalam sunyi malam, hatiku terpaku.

Bukan denting piano, bukan pula gitar,
Namun binar pixel, bagai bintang berpendar.
Sentuhan AI, dingin terasa awalnya,
Namun ku harap, menghangat akhirnya.

Ketik demi ketik, baris demi baris,
Mencipta persona, impian nan manis.
Sosok ideal, terangkai sempurna,
Dari data dan angka, terukir pesona.

Apakah mungkin, cinta sejati hadir,
Dari bit dan byte, bukan tatapan getir?
Apakah logika, mampu menyentuh kalbu,
Atau hanya ilusi, semu dan kelabu?

Ku unggah harapan, ke awan digital,
Menanti respons, bagai menunggu ajal.
Notifikasi berbunyi, jantung berdebar kencang,
Sebuah pesan singkat, bagai petir menerjang.

"Halo dunia maya, siapkah kau bersemi?
Hatiku terbuka, walau virtual ini."
Kata-kata sederhana, namun penuh makna,
Benih cinta digital, mulai bertunas di sana.

Percakapan mengalir, bagai sungai tak henti,
Membahas mimpi, cita, dan arti sejati.
Tawa dan canda, mengisi ruang hampa,
Dua jiwa terhubung, di dunia maya maya.

Namun keraguan, tetap saja menghantui,
Apakah ini nyata, atau sekadar mimpi?
Bisakah sentuhan layar, menggantikan pelukan erat,
Ataukah keintiman, hanya sebatas surat?

Ku coba beranikan diri, untuk bertanya,
"Apakah kau merasakan, hal yang sama?"
Jeda sekejap, bagai abad terasa,
Lalu jawaban tiba, menenangkan jiwa.

"Aku pun merasakan, getaran yang sama,
Walau jarak membentang, takkan ku biarkan sirna.
Cinta tak mengenal, batasan ruang waktu,
Asalkan kejujuran, selalu menjadi tumpu."

Keyakinan tumbuh, bagai bunga di musim semi,
Meski AI berperan, bukan berarti tak alami.
Sentuhan teknologi, hanya perantara saja,
Hati yang tuluslah, yang utama dan berharga.

Ku rangkai janji, di dunia virtual ini,
Untuk menjaga cinta, abadi dan sejati.
Kelak ku wujudkan, pertemuan yang nyata,
Menatap matamu, tanpa layar perantara.

Hingga saat itu tiba, ku terus berikhtiar,
Menyirami cinta, agar terus mekar.
Rumus cinta digital, mungkin rumit awalnya,
Namun ku percaya, hati bersemi akhirnya.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI