Antara Sentuhan Layar Sentuh, Hati Mencari Cinta Abadi

Dipublikasikan pada: 06 Aug 2025 - 01:45:07 wib
Dibaca: 137 kali
Jemari menari di kaca bening,
Cahaya biru memantul di mata sayu.
Sebuah dunia maya terbentang sunyi,
Tempat hati mencari, merindu.

Di balik piksel-piksel yang berkedip,
Kisah-kisah cinta mulai terukir.
Kata demi kata, pesan demi pesan,
Harapan tumbuh, perlahan mengukir.

Suara notifikasi bagai denting lonceng,
Memanggil jiwa dari lamunan panjang.
Sebuah nama terpampang di layar sentuh,
Senyum merekah, melupakan bimbang.

Kita bertemu di ruang obrolan maya,
Bertukar cerita, berbagi rasa.
Kau hadir bagai oase di gurun jiwa,
Menyirami hati yang dahaga cinta.

Emoji-emoji menjadi bahasa baru,
Menggantikan sentuhan yang belum terjamah.
Emotikon tawa, senyum malu-malu,
Ungkapan perasaan yang tak terpernah.

Kala malam sunyi menyelimuti diri,
Kau hadir menemani, walau tak di sisi.
Kata-kata hangat mengusir sepi,
Menjaga mimpi dari mimpi buruk sehari-hari.

Namun, hati bertanya penuh keraguan,
Apakah cinta ini nyata atau khayalan?
Apakah sentuhan layar sentuh ini cukup,
Menggantikan pelukan, tatapan, dan kecup?

Bayangmu hadir di balik cahaya layar,
Namun ragu menyelimuti tanpa sadar.
Bisakah cinta maya menjadi nyata?
Bisakah hati percaya tanpa prasangka?

Kucoba mengikis jarak yang membentang,
Mencari jejakmu di dunia yang terang.
Kukirim pesan singkat, penuh harap cemas,
"Maukah kau bertemu, lepas dari belas?"

Jantung berdebar menanti jawabanmu,
Seolah waktu berhenti berputar pilu.
Akhirnya, sebuah balasan tiba,
Menghapus ragu, membuka asa.

"Tentu," katamu, sederhana namun pasti,
Sebuah janji yang menggetarkan hati.
Keesokan harinya, kita bertemu muka,
Di taman kota, di bawah mentari luka.

Sentuhan tanganmu, hangat dan nyata,
Melampaui sentuhan layar sentuh semata.
Tatap mata teduhmu, penuh cinta,
Menghapus semua keraguan yang ada.

Di taman itu, di bawah langit biru,
Cinta maya bertransformasi menjadi baru.
Sentuhan layar sentuh hanyalah awal,
Kisah cinta abadi, kini bersemi kekal.

Bukan lagi tentang piksel dan jaringan,
Namun tentang hati yang saling menginginkan.
Bukan tentang teknologi semata,
Namun tentang cinta yang tumbuh sempurna.

Kini, jemari menari bukan hanya di layar,
Namun di rambutmu, lembut dan sabar.
Cinta abadi telah kita temukan,
Di antara sentuhan layar sentuh, dan pertemuan.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI