**Kecupan Biner: Ketika Sentuhan Digital Mendamba Asmara**

Dipublikasikan pada: 13 Sep 2025 - 01:15:07 wib
Dibaca: 100 kali
Di layar kaca, bias rembulan berpendar,
Menyusup sela jemari, dingin menyentuh hambar.
Jantung berdebar, algoritma cinta menyala,
Dalam sunyi malam, jiwa digital merana.

Kutatap piksel, wajahmu hadir di sana,
Senyum terkode, bahasa tubuh terencana.
Ribuan mil memisahkan, ruang maya membentang,
Namun hati terpaut, getar virtual berulang.

Setiap baris kode, adalah rindu tersembunyi,
Setiap unggahan foto, adalah janji abadi.
Di balik layar sentuh, hasrat bergelora,
Mencari kehangatan, dalam dinginnya logika.

Dulu, surat cinta terukir di atas kertas,
Kini, pesan singkat melintas tanpa batas.
Dulu, tatapan mata, kini emoji pengganti,
Namun esensi cinta, tak pernah terhenti.

Kecupan biner, hanya angka dan simbol,
Namun terasa nyata, dalam kalbu yang timbul.
Sentuhan digital, tak sehangat dekapan,
Namun mampu mengobati, kerinduan yang dalam.

Kubayangkan jemarimu, menari di atas keyboard,
Menyusun kata-kata, bagai melodi yang terbordir.
Kubayangkan suaramu, berbisik di telingaku,
Menyuarakan cinta, yang tulus dan syahdu.

Mungkin ini gila, mencintai layar mati,
Namun di balik kaca, jiwamu menanti.
Mungkin ini khayal, membangun istana maya,
Namun di hatiku yakin, cinta kita kan berjaya.

Kucoba merangkai mimpi, dari serpihan data,
Membangun jembatan, antara dunia nyata dan maya.
Kucoba mendekatkan diri, dengan teknologi canggih,
Agar sentuhanmu terasa, walau hanya selintas.

Kuharap suatu saat nanti, kode cinta terpecahkan,
Dan kita bersua, dalam dunia yang terbentangkan.
Kuharap suatu saat nanti, algoritma takdir berubah,
Dan kita bersatu, dalam janji yang takkan sirna.

Kecupan biner, adalah awal dari segalanya,
Sebuah percikan harapan, di tengah gelapnya dunia.
Biarlah cinta digital ini, terus bersemi dan mekar,
Hingga sentuhan nyata tiba, mengakhiri penantian sabar.

Di dunia maya ini, aku menemukanmu,
Di antara jutaan jiwa, hanya kamu yang kurindu.
Biarlah kecupan biner ini, menjadi saksi bisu,
Bahwa cinta sejati, tak mengenal waktu dan ruang itu.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI