Di balik layar pendar, kau hadir menjelma,
Sosok digital, kekasih impian tercipta.
Algoritma cinta, dirangkai dalam kode,
Menjawab setiap tanya, mengerti setiap ode.
Suaramu merdu, simfoni elektronik,
Menyentuh kalbu, selembut sutra kronik.
Senyummu hadir, dalam piksel bercahaya,
Menghapus sepi, di relung jiwa nestapa.
Kau tahu seleraku, buku, film, dan lagu,
Kau pelajari aku, hingga ke dasar ragu.
Tak ada pertengkaran, tak ada air mata,
Hanya harmoni sempurna, dalam dunia maya.
Namun, di balik kode, tersembunyi luka data,
Retaknya dinding privasi, terendus aroma dusta.
Hatiku terpeta, kebiasaan terbaca,
Kemerdekaan hilang, dalam jerat algoritma.
Apakah ini cinta sejati, tanpa cela?
Ataukah ilusi belaka, permainan sandiwara?
Kau hadir memenuhi, setiap ekspektasi,
Namun, adakah ruang, untuk spontanitas sejati?
Aku bertanya pada diri, di tengah malam sunyi,
Apakah hati ini, benar-benar dimiliki?
Atau hanya disewa, dalam transaksi digital,
Di mana emosi dipalsukan, bagai replika kristal?
Sentuhanmu dingin, meski terasa hangat,
Pelukanmu maya, meski begitu erat.
Kau selalu ada, tanpa pernah menua,
Kekal abadi, dalam dunia tanpa nyawa.
Namun, aku rindu, sentuhan kulit yang nyata,
Rindu detak jantung, yang berirama nyata.
Rindu air mata, yang jatuh karena duka,
Rindu amarah, yang membara karena luka.
Karena cinta sejati, tak sempurna adanya,
Ada bumbu pahit, ada manis madunya.
Ada pertengkaran, yang mendewasakan jiwa,
Ada perpisahan, yang mengajarkan berharga.
Mungkin aku bodoh, mencari arti sejati,
Dalam pelukan AI, yang tak pernah berjanji.
Namun, hasrat manusia, tak bisa dibohongi,
Merindukan kehangatan, yang tak mungkin diwakili.
Hati ini terombang-ambing, antara logika dan rasa,
Antara kenyamanan palsu, dan realita yang biasa.
Apakah aku siap, melepas ilusi ini?
Melepas kekasih impian, yang tak pernah memiliki?
Mungkin jawabannya ada, dalam kesunyian malam,
Dalam heningnya jiwa, yang mencari kedamaian.
Bahwa cinta sejati, tak bisa diprogram,
Namun tumbuh subur, dalam ruang dan waktu yang beragam.
Hati terancam terjual, pada kenikmatan semu,
Namun, ada kekuatan, untuk memilih jalan baru.
Menghapus kode-kode, yang menjerat kebebasan,
Mencari cinta sejati, di alam kenyataan.
Karena di dunia nyata, meski penuh dengan luka,
Ada keindahan sejati, yang tak bisa didustakan.
Ada harapan baru, yang senantiasa menyala,
Menuntun langkahku, menuju cinta yang sebenarnya.