Algoritma Rindu: Sentuhan Piksel, Hati yang Terfragmentasi

Dipublikasikan pada: 15 Aug 2025 - 03:00:14 wib
Dibaca: 140 kali
Di layar kaca, pantulan wajah mencari,
Seulas senyum dalam kode biner terpatri.
Algoritma rindu berputar tak terkendali,
Menyusuri jejak digital, hati yang terfragmentasi.

Sentuhan piksel menggantikan hangat jemari,
Cahaya biru meredupkan mimpi-mimpi.
Di antara barisan data, cinta tersembunyi,
Menanti dekripsi, kerinduan abadi.

Jantung berdebar bak prosesor yang dipacu,
Setiap notifikasi bagai bisikan merdu.
Menjelajahi dunia maya, mencari kamu,
Di labirin informasi, jiwaku terpaku.

Dulu, tatap mata adalah bahasa cinta,
Kini, emoji menggantikan kata bermakna.
Dulu, sentuhan lembut membangkitkan rasa,
Kini, pesan singkat mengobati luka.

Namun, di balik kecanggihan teknologi,
Ada ruang hampa yang tak terisi.
Hati merindukan pelukan yang hakiki,
Bukan sekadar avatar dalam dunia fiksi.

Fragmentasi jiwa kian terasa nyata,
Terpecah belah oleh jarak dan perbedaan dunia.
Berharap suatu saat algoritma kan bersahaja,
Menyatukan kembali cinta yang lama terpendam.

Kucoba merangkai kata dalam kode pemrograman,
Menciptakan formula cinta yang sempurna.
Namun, hati tak bisa diprogram semudah itu, sayang,
Ia liar, bebas, dan penuh dengan misteri tak terduga.

Bahkan firewall cinta pun tak mampu menghalangi,
Rindu yang membara di dalam sanubari.
Serangan virus kesepian terus menghantui,
Mencoba meruntuhkan benteng hati yang sepi.

Aku adalah peretas cinta yang haus validasi,
Mencari celah dalam sistem hatimu yang terproteksi.
Berharap kau berikan akses tanpa reservasi,
Agar rindu ini tak lagi menjadi ilusi.

Mungkin, suatu saat nanti, di dunia nyata,
Kita bertemu tanpa perantara layar kaca.
Saling bertukar senyum dan tatapan mata,
Cinta yang terfragmentasi akan kembali menyala.

Hingga saat itu tiba, aku terus berjuang,
Menyusun kembali kepingan hati yang hilang.
Berharap algoritma rindu tak lagi bimbang,
Menemukanmu, cinta, dalam pelukan yang tenang.

Biarlah piksel menjadi saksi bisu,
Kerinduan ini akan terus membara membatu.
Sampai tiba saatnya, di bawah langit biru,
Cinta kita bersatu, abadi, dan menyatu.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI