Algoritma asmara kurakit dalam sunyi,
Baris kode perasaan bersemi sendiri.
Dulu kupercaya, logika panglima hati,
Menimbang, mengukur, tanpa emosi berarti.
Deretan angka bagai bintang di angkasa,
Menuntun langkah pasti, tanpa tersesat rasa.
Fungsi dan variabel, penentu segalanya,
Hingga matamu hadir, mengubah segalanya.
Kau datang bagai virus, melumpuhkan sistemku,
Firewall pertahanan runtuh karenamu.
Rangkaian logika karam di senyummu,
Perhitungan rumit sirna ditatapmu.
Kalkulasi cermat tak lagi berarti,
Saat debar jantung berirama tak terkendali.
Analisis mendalam tak mampu menandingi,
Sentuhan lembutmu yang membangkitkan mimpi.
Kau bukan data yang bisa kuolah semaunya,
Bukan program yang bisa kubuat sesuka.
Kau adalah misteri, teka-teki berharga,
Yang ingin kuselami, sedalam samudra.
Logika berbisik, "Ini kesalahan besar!"
Cinta menjawab, "Ini takdir yang benar."
Otakku berdebat, tanpa henti dan sabar,
Namun hatiku tenang, memilihmu sebagai penawar.
Kucoba merasionalkan setiap getaran,
Mencari pembenaran di setiap tatapan.
Namun semakin kucari, semakin kutemukan,
Bahwa cinta tak butuh alasan, hanya keyakinan.
Kau bukan anomali dalam program hidupku,
Kau adalah pembaruan, versi terbaik diriku.
Kau bukan bug yang harus segera kuburu,
Kau adalah fitur istimewa, yang selalu kurindu.
Biarlah logika meradang dan membenci,
Biarlah akal sehat berteriak dan mencaci.
Hatiku telah memilihmu, tanpa ada ragu di sini,
Kaulah satu-satunya, hingga akhir nanti.
Kusimpan rumusan cinta dalam memoriku,
Kukunci rapat dalam labirin kalbuku.
Takkan kubiarkan logika merusak cintaku,
Karena bersamamu, aku temukan makna baru.
Kau adalah algoritma terindah yang kutemui,
Kode rahasia yang takkan pernah kumengerti.
Namun kupercaya, cinta lebih dari sekadar teori,
Ia adalah bahasa universal, yang abadi.
Kutuliskan puisi ini dengan tinta virtual,
Sebagai bukti cinta, yang takkan pernah fatal.
Untukmu, belahan jiwa, kaulah yang terpenting dan vital,
Logika boleh berdebat, hatiku tetap loyal.
Bersamamu, aku rela kehilangan logika,
Menyerahkan diri pada arus cinta yang membara.
Karena bersamamu, aku menemukan nirwana,
Dan hatiku telah memilihmu, selamanya.