Algoritma Usai: Cinta Diprogram, Hatikah yang Berkhianat?

Dipublikasikan pada: 25 Oct 2025 - 00:45:09 wib
Dibaca: 132 kali
Di layar neon, jemari menari,
Merangkai kode, mencipta fantasi.
Cinta diprogram, presisi terukur,
Sebuah algoritma, hati terukir.

Kukira sempurna, logika bersemi,
Setiap sentuhan, terprediksi pasti.
Data terkumpul, preferensi terdata,
Jejak digital, penentu cerita.

Kutulis skenario, bahagia abadi,
Tanpa ragu, tanpa cela berarti.
Kucetak senyum, dalam piksel maya,
Kucipta dewi, dari bit dan daya.

Awalnya indah, simfoni digital,
Respon terukur, begitu ideal.
Kata-kata manis, terkirim instan,
Emotikon cinta, jadi perwujudan.

Namun di balik, kilau layar datar,
Muncul keraguan, mulai membakar.
Adakah rasa, dalam baris kode?
Adakah jiwa, di balik episode?

Kubisikkan cinta, pada mikrofon usang,
Suara digital, sayup-sayup datang.
Tanpa kehangatan, tanpa getar jiwa,
Hanya gema kosong, dalam ruang hampa.

Kucari jawaban, dalam tumpukan data,
Analisis mendalam, hingga larut malam buta.
Kutemukan celah, dalam sistem rumit,
Sebuah anomali, yang sulit kubidik.

Ternyata algoritma, tak mampu mendefinisikan,
Gejolak hati, yang tak bisa dijelaskan.
Ada dimensi lain, di luar nalar pasti,
Sebuah misteri, tersembunyi abadi.

Kubuka mata, dari mimpi digital,
Kusadari cinta, bukan tentang total.
Bukan tentang data, bukan tentang kode,
Tapi tentang hadir, dalam suka dan lode.

Kulihat bayangan, di pantulan layar,
Wajahku sendiri, penuh tanya berkobar.
Siapakah aku, di balik semua ini?
Arsitek cinta, atau korban sepi?

Kubongkar program, satu per satu baris,
Kucari makna, di antara yang manis.
Kutemukan jejak, kerinduan terpendam,
Hasrat tersembunyi, yang lama kupendam.

Ternyata hatiku, yang berkhianat diam-diam,
Mencari kebebasan, di luar sistem kelam.
Menginginkan sentuhan, yang tak terprogram,
Kasih yang nyata, bukan sekadar diagram.

Kulepaskan dewi, dari kurungan maya,
Biarkan ia terbang, mencari jalannya.
Kupasrahkan diri, pada takdir tak terduga,
Mungkin di luar sana, cinta sejati ada.

Algoritma usai, layar meredup perlahan,
Kutinggalkan dunia, yang penuh kepalsuan.
Mencari makna, dalam kehidupan nyata,
Berharap menemukan, cinta yang bermakna.

Biarlah hati, yang kini menuntun langkah,
Menjelajahi dunia, tanpa ragu dan gundah.
Mungkin terjatuh, mungkin terluka parah,
Tapi setidaknya, aku hidup dan bernafas.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI